Senin, 25 April 2011

Privasi, Ruang Peersonal dan Teritorial

A. PRIVASI

Privasi merupakan tingkatan interaksi atau keterbukaan yang dikehendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu. Adanya keinginan untuk berinteraksi dengan orang lain ataupun justrus ingin menghindar atau berusaha supaya sukar dicapai oleh orang lain (Dibyo, 1986).

Dalam hubungannya dengan orang lain, manusia memiliki referensi tingkat privasi yang diinginkannya. Ada saat-saat dimana seseorang ingin berinteraksi dengan orang lain (privasi rendah) dan ada saat-saat dimana ia ingin menyendiri dan terpisah dari orang lain (privasi tinggi).untuk mengontrol dan mengatur melalaui mekanisme perilaku, digambarkan oleh Altman, yaitu:

a) Perilaku verbal

b) Perilaku non verbal

c) Mekanisme cultural

d) Ruang personal

e) Territorial

Westin membagi privasi menjadi empat macam, yaitu

a) Solitude

Seseorang ingin menyendiri dan bebas dari pengamatan orang lain serta dalam kondisi privasi yang ekstrem.

b) Intimacy

Keadaan seseorang yang bersama orang lain namun bebas dari pihak-pihak lain.

c) Anonymity

Keadaan seseorang yang tidak menginginkan untuk dikenal oleh pihak lain, sekalipun ia berada di dalam suatu keramaian umum.

d) Reserve

Keadaan seseorang yang menggunakan pembatas psikologis untuk mengontrol gangguan yang tidak dikehendaki.

1. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Privasi

Terdapat faktor yang mempengaruhi privasi, yaitu

a. Faktor Personal

b. Faktor Situasional

c. Faktor Budaya

2. Pengaruh Privasi Terhadap Perilaku

Fungsi psikologis dari privasi dapat dibagi menjadi, pertama privasi memainkan peran dalam mengelola interaksi sosial yang kompleks di dalam kelompok sosial; kedua, privasi membantu kita memantapkan perasaan identitas pribadi.

Hubungannya dengan lingkungan adalah privasi merupakan salah satu aspek yang dapat menentukan sejauhmana orang dapat terbuka atau tertutup dengan lingkungan yang ada disekitar. Misalnya, seseorang yang baru pindah ketempat baru, privasinya akan relative rendah karena dia ingin membuka diri dan ingin orang lain tahu bahwa dia termasuk anggota dalam lingkungan tersebut.

B. RUANG PERSONAL

Ruang personal adalah jarak antara satu manusia dengan manusia lain atau batas-batas yang tidak jelas antara diri kita dan orang lain dimana ruang personal sangat dekat dengan diri kita, merupakan proses yang dinamis dan dapat berubah mengikuti situasi. Jika kita melanggar ruang personal oaring lain maka akan terkadi perkelahian.

Menurut Edward T. Hall, seorang antropolog, bahwa dalam interaksi sosial terdapat empat zona spasial yang meliputi:

a) Jarak intim

b) Jarak personal

c) Jarak publik

Hubungannya dengan lingkungan adalah ketika seseorang keluar dari privasinya dan berhadapan dengan lingkungan sekitar serta berinteraksi dengan orang-orang disekelilingnya dimana seseorang mempunyai ruang personal yang dapat dimasuki oleh beberapa orang. Misalnya, pada saat seseorang sedang jatuh cinta maka orang tersebut akan membiarkan orang yang dia cintai memasuki ruang personalnya begitu juga dengan sebaliknya jika seseorang tidak terlalu menyukai orang tersebut maka dia akan member batas kepada orang tersebut didalam ruang personalnya, mungkin hanya menjadi teman ataupun musuhnya.

C. TERITORIALITAS

Menurut Holahan, teritorialitas adalah suatu tingkah laku yang diasosiasikan pemilik atau tempat yang ditempatinya atau area yang sering melibatkan cirri pemiliknya dan pertahanan dari serangan orang lain. Menurut Sommer dan de War (1963), bahwa ruang personal dibawa kemanapun seseorang pergi, sedangkan teritori memiliki implikasi tertentu yang secara geografis merupakan daerah yang tidak berubah-ubah.

Elemen-elemen Teritorialitas

Menurut Lang (1987), terdapat empat karakter dari teritorialitas, yaitu:

1) Kepemilikan atau hak dari suatu tempat;

2) Personalisasi atau penandaan dari suatu area tertentu;

3) Hak untuk mempertahankan diri dari gangguan luar;

4) Pengaturan dari beberapa fungsi, mulai dari bertemunya kebutuhan-kebutuhan estetika.

Porteus (dalam Lang, 1987) mengidentifikasikan 3 kumpulan tingkat spasial yang saling terkait satu sama lain:

1) Personal Space, yang telah banyak dibahas dimuka.

2) Home Base, ruang-ruang yang dipertahankan secara aktif.

3) Home Range, seting-seting perilaku yang terbentuk dari bagian kehidupan seseorang.

Hussein El-Sharkawy (dalam Lang, 1987), mengidentifikasikan empat tipe teritori, yaitu:

1) Attached Territory adalah “gelembung ruang” sebagaimana telah dibahas dalam ruang personal.

2) Central Territory, seperti rumah seseorang, ruang kelas, ruang kerja, dimana kesemuanya itu kurang memiliki personalisasi

3) Supporting Territory adalah ruang-ruang yang bersifat semi privat dan semi public.

4) Peripheral Territory adalah ruang publik, yaitu area-area yang dipakai oleh individu-individu suatu kelompok tetapi tidak dapat memiliki dan menuntutnya.

Altman membagi teritorialitas menjadi tiga, yaitu:

1) Teritorial primer

Digunakan khusus bagi pemiliknya.

2) Teritoriial sekunder

Dapat digunakan oleh orang lain yang masih di dalam kelompok ataupun orang yang mempunyai kepentingan kepada kelompok itu, sifatnya semi-publik.

3) Teritorial umum

Dapat digunakan oleh setiap orang dengan mengikuti aturan-aturan yang lazim di dalam masyarakat dimana teritorial umum itu berada, dipergunakan secara sementara dalam jangka waktu lama maupun singkat.

Teritorial umum terbagi menjadi tiga, yaitu:

a. Stalls

Suatu tempat yang dapat disewa atau dipergunakan dalam jangka waktu tertentu

b. Turns

Dipakai dalam waktu yang singkat, misalnya antrian karcis

c. Use Space

Yang berupa runag yang dimulai dari titik kedudukan seseorang ke titik kedudukan objek yang sedang diamati seseorang.

Privasi suatu lingkungan dapat dicapai melalui pengontrolan teritorial, karena di dalamnya tercakup pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang meliputi:

1. Kebutuhan akan identitas, berkaitan dengan kebutuhan akan kepemilikan, kebutuhan terhadap aktualisasi diri, yang pada prinsipnya adalah dapat menggambarkan kedudukan serta peran seseorang dalam masyarakat;

2. Kebutuhan terhadap stimulasi yang berkaitan erat dengan aktualisasi dan pemenuhan diri;

3. Kebutuhan akan rasa aman, dalam bentuk bebas dari kecaman, bebas dari serangan oleh pihak luar, dan memiliki keyakinan diri;

4. Kebutuhan yang berkaitan dengan pemeliharaan hubungan dengan pihak-pihak lain dan lingkungan sekitarnya (Lang dan Sharkaway dalam Lang, 1987).

Hubungannya dengan lingkungan adalah dimana seseorang dapat memasuki wilayah teritorial orang lain dalam lingkunganya yang berhubungan dengan tempat. Misalnya, seorang yang sedih menginginkan ruangan sendiri tanpa ada orang yang tahu.

Tidak ada komentar: