Kamis, 07 Oktober 2010

ORGANISASI PKK [Pemberdaya Kesejahteraan Keluarga]

Organisasi ini berada ditengah-tengah masyarakat kita dan organisasi ini mempunyai peran yang sangat penting untuk mempererat tali silahturahmi antar warga di suatu pemukiman masyarakat. Organisasi ini juga mempunyai kegiatan dan struktur yang jelas dan terstruktur, diantaranya dari ketua sampai anggota kemudian kegiatan yang setiap bulan di jalankan.
Pada Perumahan Taman Wisma Asri 2 RW 027 terdapat organisasi PKK yang sudah berdiri sejak 1998, dimana pada saat perumahan ini diresmikan. Pada RW 027 ini mempunyai susunan pengurus dan juga kegiatan yang biasa dilakukan setiap bulan. Ketua PKK di RW 027 Ibu Tuti Bambang Purnomo [ketua], Ibbu BS. Hendra [sekertaris] dan Ibu H. Odi Munandar [bendahara], kemudian pada RW 03 Ibu Trie Harianto [ketua], Ibu Hadi Sumarno [sekertaris], Ibu Wiwit Widiyanto [bendahara].
Pada organisasi PKK ini juga mempunyai bagian-bagian lain untuk melaksanakan kegiatan yang telah dirancang setiap bulannya. Terdapat Poktan 1 mengenai keagamaan, Poktan 2 mengenai pendidikan, Poktan 3 mengenai kerajinan, Poktan 4 mengenai kesehatan. Kegiatan rutin yang sering dilakukan oleh para ibu-ibu ini adalah arisan, jurmantik [pemeriksaan jentik nyamuk], dasawisma dan kegiatan di posyandu.
Banyak anggota yang tidak hadir pada saat kegiatan serta warga yang kurang berminat atau hadir jika kegiatan ini baru saja dimulai dan seterusnya malas-malasan, ini dapat dilihat dari lingkungan yang kurang terawat seperti selokan, selokan dibersihkan jika selokan itu sudah terlihat penuh dan jika musim hujan akan datang. Warga hanya membersihkan rumah dan depan rumah mereka saja, jadi kegiatan gotong royong yang dilakukan oleh warga hanya dilakukan jika selokan sudah penuh dan musim hujan datang.
Beberapa bulan lalu kegiatan vooging juga dilakukan namun hal ini dilakukan setelah terdapat warga yang menderita demam berdarah. Kegiatan vooging ini juga mendapat bantuan dari Departemen Tenaga Kerja Transmigrasi dan RW. Kegiatan yang masih berjalan adalah kegiatan dalam posyandu dimana pada bulan April 2010 posyandu mengadakan senam ibu hamil, bulan Mei 2010 posyandu memberikan vitamin ibu hamil dan bulan Juni 2010 posyandu juga mengadakan penyuluhan KB untuk Ibu-Ibu hamil.
Kesimpulan dalam organisasi PKK pada Perum. TWA 2 RW 027 ini adalah vakumnya kegiatan serta pengurus dari pengurus sebelumnya, hal ini dapat kita lihat dari warga yang malas serta hanya beberapa kegiatan yang masih berjalan seperti arisan serta kegiatan posyandu. Kegiatan lain seperti gotong royong sudah jarang terlihat pada perum ini karena warga sudah disibukkan oleh pekerjaannya masing-masing. Sebenarnya jika kegiatan yang sudah diarancang dapat dilaksanakan dengan baik, ini dapat berdampak baik bagi lingkungan sekitar serta terjaganya silahturahmi antar warga.

Kamis, 03 Juni 2010

PENANGANAN KETERGANTUNGAN TINGGI

1. Orang tua harus bisa menolak permintaan anak dengan memberikan alasan yang logis sehingga anak akan belajar bahwa tidak semua keinginannya akan terpenuhi.
2. Memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba melakukan semuanya sendiri walaupun hasilnya tidak sesempurna jika dibantu orang tua atau orang lain. Memahamkan nilai berusaha sangat membantu anak untuk tidak bergantung kepada orang lain. Berhasil melakukan sesuatu atas usaha sendiri akan memunculkan perasaan puas.
3. Memberikan dorongan terhadap semua hal yang dilakukan anak. Yakinkan pada anak jika ia melakukan sendiri hal ini akan meningkatkan percaya diri dan kemandiriannya sehingga muncul sikap optimis. Namun, jangan memberikan pujian berlebihan pada anak.


Sumber:
Aziz, Rini Utami. 2006. Jangan Biarkan Anak Kita Tumbuh dengan Kebiasaan Buruk. Tiga Serangkai. Solo.

KETERGANTUNGAN TINGGI

Anak yang memiliki ketergantungan yang tinggi kepada orang lain adalah anak yang menjurus pada sikap manja. Beberapa hal yang menyebabkan kebiasaan ini muncul adalah
- Bantuan yang berlebihan
Bantuan berlebihan ini biasanya diberikan oleh orang tua atas dasar perasaan kasihan kepada anaknya. Orang tua membantu anak secara berlebihan dengan cara melayani semua kebutuhan anak tanpa membolehkan anak melakukannya sendiri.
- Sikap overprotektif Orang tua
Orang tua melindungi anak secara berlebihan. Anak tidak boleh melakukan apapun sendiri. Kondisi ini memunculkan perasaan dalam diri anak bahwa ia tidak bisa melakukan semua itu sehingga membuatnya memilih bersikap tergantung saja kepada orang lain.
- Perhatian yang berlebihan
Perlindungan yang berlebihan juga akan mengarahkan anak pada sikap manja dan ketergantungan tinggi kepada orang lain.
- Tidak pernah ada penolakan
Orang tua yang tidak pernah melakukan penolakkan terhadap semua keinginan anak akan membentuk kebiasaan anak yang terlalu bergantung kepada orang lain dan memiliki sifat manja.
Akibat yang muncul pada anak adalah anak akan merasa dirinya inferior karena tidak bisa bersifat mandiri seperti teman-temannya. Perasaan tidak mampu dan tidak berdaya ini akan makin menguat jika anak tidak diterima dilingkungannya, akibatnya anak akan sangat terpengaruh lingkungannya karena ia kurang memiliki kemandirian, semua akan bergantung pada orang lain. Akhirnya anak akan mengalami masalah dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain.


Sumber :
Aziz, Rini Utami. 2006. Jangan Biarkan Anak Kita Tumbuh dengan Kebiasaan Buruk. Tiga Serangkai. Solo.

MENGISAP JARI

Mengisap jari pada masa bayi sangat wajar, namun jika ini terjadi di atas usia 3 tahun tentu saja merisaukan orang tua dan guru. Beberapa faktor penyebabnya adalah
- kurang terpenuhinya kebutuhan mengisap pada masa bayi
Menurut penelitian, anak-anak yang memiliki kebiasaan menghisap jarinya adalah anak yang terlalu cepat disapih. Hal ini dikarenakan dalam masa bayi ada suatu masa perkembangan oral yang kurang terpenuhi dengan baik, yaitu menghisap.
- kurang terkontrolnya fungsi motorik
Kurang terkontrolnya fungsi motorik anak sehingga anak mengungkapkan perasaannya dengan cara menghisap jari yang terus berlanjut dapat menjadi kebiasaan dan kebiasaan ini terus berlanjut sehingga seperti melakukan gerakan refleks.
- ketegangan emosional
Anak yang merasa tertekan, tegang, atau ketakutan terhadap lingkungan sekitarnya lebih sering menunjukkan perilaku ini.


Sumber:
Aziz, Rini Utami. 2006. Jangan Biarkan Anak Kita Tumbuh dengan Kebiasaan Buruk. Tiga Serangkai. Solo.

GANGGUAN TIDUR

Kelainan tidur pada anak-anak sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang dialami oleh orang dewasa. Ada tidur jalan dan tidur bicara.
Pada tidue jalan dan tidur bicara, anak terbangun dari tidur dengan mata terbuka. Aktivitasnya bisa berkisar melakukan kegiatan tak bertujuan ditempat tidur sampai berkeliaran didalam rumah. Bila diajak bicara, anak tersebut seolah-olah mengigau dan ngelantur, tidak bisa dipahami.
Kelainan ini muncul pada anak usia sekolah, lebih sering dialami oleh anak laki-laki dibandingkan wanita, dan seringkali berkaitan dengan enuresis (mengompol). Tidur jalan berpotensi menimbulkan cedera fisik, sehingga para orang tua harus menyiapkan langkah untuk mengamankan situasi, seperti kemungkinan jatuh dari balkon, jendela atau tangga.
Saat menghadapi anak yang sedang tidur jalan ini, orang tua harus menahan diri dari melakukan intervensi; jangan menguncang, menegur, apalagi membentak, yang terpenting adalah mengawasi dan membimbingnya kembali ketempat tidur dengan hati-hati.
Usaha efektif untuk mengatasi kelainan tidur jalan adalah membuat pola jadwal bangun. Orang tua membuat catatan waktu terjadinya tidur jalan selama beberapa malam dan kemudian mulai membangunkan anak lima belas menit sebelum tidur jalan biasa muncul. Dengan menggunakan tehknik ini, kebiasaan tidur jalan pada anak dapat cepat berhenti.



Sumber:
Rafknowledge. 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. PT. Gramedia. Jakarta.

Rabu, 02 Juni 2010

RUMINASI

Simtom utama dari gangguan ini adalah terus-menerus memuntahkan makanan. Pemuntahan bukan berarti muak, melainkan anak mengeluarkan sebagian dari makanan yang dicerna sampai dimulut dan kemudian menyemburkan keluar atau memamahnya lagi serta menelannya sama seperti seekor sapi memamah kunyahannya sendiri. Apa yang dilakukan itu rupanya memberi kepuasan dan kesenangan tersendiri pada anak. Gangguan ini dapat berbahaya karena bila makanan itu terus-menerus disemburkan keluar, maka anak menderita kekurangan gizi dan menghadapi risiko kematian.


Sumber :
Semiun Yustinus, OFM. 2006. Kesehatan Mental 2. Kanisius. Yogyakarta.

PICA

Simtom utama dari pica adalah selalu memakan bahan-bahan yang bukan makanan, seperti cat, plester, rambut, kain, pasir, binatang-binatang kecil, daun, batu kerikil, kotoran binatang. Alasan-alasannya masih belum diketahui. Anak lebih menyukai bahan-bahan yang bukan makanan sebagai penganti makanannya. Pola simtom seperti ini dapat menyebabkan kehilangan berat badan, kekurangan gizi, keracunan, dan mengalami gangguan-gangguan usus.

Sumber :
Semiun Yustinus, OFM. 2006. Kesehatan Mental 2. Kanisius. Yogyakarta.

Selasa, 01 Juni 2010

Terapi pada Anak yang Mengalami Gagap

Terapi pada anak gagap diawali dengan mengurangi stress emosional disertai bimbingan dan konseling terhadap orang tua demi kemajuan anaknya. Hampir separuh anak gagap dapat mengatasinya, walaupun demikian rujukan ke ahli terapi wicara merupakan bantuan yang sangat penting bagi anak, dan terapi lebih efektif jika dimulai pada masa pra sekolah. Indikasi rujuk yaitu jika anak terlihat tidak nyaman atau cemas saat bicara atau kecurigaan adanya hubungan gangguan ini dengan kelainan neurologist ataupun psikis pada anak.
Orang tua diharapkan untuk selalu memberikan motivasi terhadap anak atas perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa anaknya walaupun baru memperlihatkan sedikit perbaikan.

Sumber:
Irwan, Effendi,.Dr, Dr. Rahmi Lestari. 2008. Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak. Padang

DYSPRAXIA

Dyspraxia adalah gangguan berbahasa dan bicara yang disebabkan karena gangguan pada oral motor. Namun bentuk dyspraxia pada anak-anak dysphtaic ini bukan disebabkan karena gangguan oral motor tersebut, namun gangguannya lebih kepada gangguan neurologik berada di otak (pre motor area), di bagian yang mengatur gerakan oral motor.

Julia Maria van tiel. Gangguan Perkembangan Bahasa dan Bicara dan menanganinya pada Pure Dysphatic Development. http://gifted-disinkroni.com/dysphaticdevelopment.pdf

Senin, 31 Mei 2010

GAGAP

Gagap atau Shutering adalah anak yang mengalami kebiasaan bicara terputus-putus atau mengulang-ulang suku kata. Hal yang menyebabkan anak menjadi kebiasaan gagap sebagai berikut:
- kesulitan menemukan kata
Anak dibawah umur 6 tahun sedang mengembangkan keterampilan berbicara. Itlah sebabnya mereka tidak lancer dalam berbicara karena mereka sulit menemukan kata yang tepat untuk mengutarakan maksudnya. Dalam hal ini anak-anak binggung dalam mengutarakan perasaan yang dirasakannya sehinga yang muncul adalah perkataan yang diulang-ulang.
- tekanan dari orang tua dan lingkungan
Tekanan yang dilakukan orang tua dan orang lain adalah pada saat mereka sangat memperhatikan cara berbicara anak yang terputus-putus, hal ini akan menyebabkan anak menjadi gugup sehingga menjadikan kebiasaan gagap ini berlanjut bahkan dapat menetap. Berdasarkan para ahli, anak yang gagap terjadi karena pada saat dia berbicara orang tua dan orang-orang disekitarnya memperhatikan dia sehingga dia menjadi semakin gugup dan akhirnya muncullah gagap, ini akibat karena dia mengalami stress.
- hukuman yang terlalu keras
Anak yang sering dimarahi akan mengakibatkan hal ini terjadi. Adanya rasa ketakutan terhadap amarah orang tua serta hukuman yang dia dapatkan menyebabkan ketika mereka diajak bicara atau ditanya yang muncul adalah kata-kata yang terputus-putus dan akhirnya menentap menjadi kebiasaan.
Orang tua yang memiliki anak gagap dituntut untuk lebih sabar dalam mendampinginya. Dengan dilakukannya penanganan yang tepat maka kebiasaan ini akan berkurang atau menghilang. Beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua untuk menangani anak yang gagap dalam bicara, sebagai berikut
- hindari kekesalan dan kekhawatiran
Ketika anak sedang mencari kata-kata sering kali orang tua menunggu dengan kesal dan khawatir, walaupun perasaan kesal dan khawatir tidak diungkapkan kepada anak, anak sangatlah peka dalam hal itu. Hal ini menyebabkan anak menjadi gugup dan khawatir pada saat berbicara.
- merespon maksudnya bukan bicara
Ketika anak sedang mengungkapkan maksudnya tunggulah sampai ia menyelesaikannya kemudian berikan tanggapan atas cerita yang ia ungkapkan bukan karena dia berbicara gagap. Memberikan bantuan untuk menyelesaikan kalimat memang diperbolehkan namun harus dengan perhatian bukan kemarahan.
- posisi sejajar
Saat bicara dengan anak sejajar dimana mata saling berhadapan dan biasanya berlutut atau jongkok. Hal ini dilakukan untuk memudahkan anak untuk berbicara dan tidak harus mendongak ke atas. Berikan pandangan yang lembut dengan penuh kasih saying dan jangan menyela pembicaraannya.
- lambat dan tenang
Untuk membantu mengatasi kebiasaan bicara gagap pada anak, sangat perlu mengkondisikan lingkungan anak untuk berbicala lambat dan tenang sehingga anak dapat mencontoh cara bicara dan penyampaian yang benar kepada orang lain.
- suasana yang nyaman
Ciptakan suasana yang menyenagkan dalam rumah dan lingkungan sekolah serta lingkungan tempat tinggal. Suasana yang tenang, tidak terburu-buru, gaduh, dan tidak menunjukan kekhawatiran, akan mengatasi kebiasaan ini.
- menjaga anak dari ejekan
Hal yang tidak boleh dilakukan adalah mengejek anak, memarahinya dan memberinya julukan tertentu yang menunjukan kebiasaannya atau membiarkan temannya menertawakannya. Hal ini menyakitkan hatinya dan membuatnya stress yang akan mengkuatkan kebiasaannya.
- menjauhkan anak dari kondisi stress
Kondisi stress muncul karena adanya rasa ketidaknyamanan. Buatlah anak merasa nyaman dan carilah sumber stress yang menyebabkan anak tertekan. Kemudian bantulah akan untuk mengatasinya.

Sumber :
Aziz, Rini Utami. 2006. Jangan Biarkan Anak Kita Tumbuh dengan Kebiasaan Buruk. PT. Tiga Serangkai. Solo.

PERAWATAN

Proses-peoses yang mendasari gangguan kecemasan adalah sama dengan yang terdapat pada orang dewasa, tetapi pendekatan terapi yang digunakan untuk anak-anak berbeda atau juga pendekatan-pendekatan perawatan yang digunakan orang dewasa dimodifikasi karena ada perbedaan mengenai abilitas kognitif atau verbal antara anak-anak dan orang dewasa. Misalnya, terapis tidak duduk dan berbicara dengan anak untuk membicarakan masalah-masalah yang dihadapi anak, melainkan terapis mungkin lebih baik menggunakan terapi bermain dimana anak memerankan beberapa masalah atau hal-hal yang belum mampu diungkapkannya secara verbal. Penelitian mengenai efektifitas psikoterapi untuk kecemasan masa kanak-kanak lebih jarang dilakukan dibandingkan untuk kecemasan masa dewasa, tetapi hanya dikemukakan bahwa psikoterapi dapat bermanfaat untuk mengurangi kecemasan pada anak-anak (Casey & Berman, 1985).


Sumber :
Semiun, Yustinus, OFM. 2006. Kesehatan Mental 2. Kanisius. Yogyakarta.

PENYEBAB

Penjelasan tentang gangguan kecemasan pada masa anak-anak adalah sama dengan penjelasan tentang gangguan kecemasan pada masa dewasa. Pendekatan Psikodinamik mengemukakan bahwa kecemasan tersebut disebabkan oleh konflik-konflik yang belum selesai, dan pendekatan belajar mengemukakan bahwa kecemasan adalah respons yang dikondisikan secara klasik, sedangkan menurut pendekatan kognitif kecemasan itu terjadi karena distorsi-distorsi kognitif dan kepercayaan-kepercayaan yang salah. Pendekatan fisiologis mengemukakan bahwa proses-proses fisiologis adalah penting, dan dengan demikian kecemasan yang terjadi pada anak-anak disebabkan oleh menyangkut masalah-masalah transmisi sinaptik.

Sumber :
Semiun, Yustinus, OFM. 2006. Kesehatan Mental 2. Kanisius. Yogyakarta.

GANGGUAN KECEMASAN MASA ANAK-ANAK AKAN PERPISAHAN

Gangguan kecemasan akan perpisahan adalah kecemasan dan kekhawatiran yang tidak realistic pada anak tentang apa yang akan terjadi bila ia berpisah dengan orang-orang yang berperan penting dalam hidupnya misalnya orang tua. Ketakutan itu mungkin berpusat pada apa yang mungkin terjadi dengan individu yang berpisah dengan anak itu (misalnya orang tua akan meninggal, atau tidak kembali karena satu alasan lain) atau apa yang terjadi dengan anak itu bila terjadi perpisahan (ia akan hilang, diculik, disakiti, atau dibunuh). Karena alasan tersebut, anak itu enggan dipisahkan dari orang lain, dan mungkin karena itulah ia tidak mau tidur sendirian tanpa ditemani atau didampingi oleh tokoh kesayangannya atau tidak mampu meninggalkan rumah tanpa disertai orang lain. Dalam beberapa kasus, anak mungkin mengeluh terhadap simtom-simtom fisik (misalnya, rasa mual, sakit kepala, sakit perut, muntah-muntah, dsb) atau tidak mau pergi kesekolah semata-mata karena takut akan terjadinya perpisahan bukan karena alasan lain, seperti kekhawatiran akan peristiwa-peristiwa di sekolah.
Selain masalah itu, gangguan rasa cemas akan perpisahan dapat menganggu dan memperlambat perkembangan social anak karena ia tidak mengembangkan independentsi atau belajar bergaul dengan teman-teman sebayanya. Selanjutnya bila anak dipisahkan (ditinggalkan), ia tidak dapat berfungsi dengan baik karena ia tercekam oleh rasa takut terhadap apa yang terjadi dengan dirinya atau terhadap orang-orang yang berpisah dengannya. Meskipun ia berada bersama dengan orang-orang yang penting bagi dirinya, tetapi fungsi anak itu bisa terganggu karena adanya kecemasan antisipatori terhadap kemungkinan terjadinya perpisahan. Karena merasa sedih yang berlebihan, maka anak itu akan menangis, mengadat, merana, apatis, atau mengundurkan diri secara social pada saat sebelum atau sesudah berlangsungnya perpisahan dengan tokoh yang penting atau akrab dengannya.

Sumber :
Semiun, Yustinus, OFM. 2006. Kesehatan Mental 2. Kanisius. Yogyakarta.

Gangguan Fonologis

Gangguan Fonologi mencakup masalah dalam artikulasi, atau menghasilkan suara yang merupakan bagian dari bicara. Gangguan ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki. Sekitar 3% dari anak-anak pra-sekolah dan 2% dari anak usia 6-7 tahun memiliki kelainan ini, sedangkan yang berusia 17 tahun, hanya 0,5% yang terpengaruh. Penyebab gangguan fonologis pada anak-anak tidak diketahui. Kemungkinan karena komponen genetik, karena sebagian besar anak-anak dengan masalah ini mempunyai saudara dengan kelainan yang serupa.
Gejala :
- Kegagalan bersuara dengan tepat
- Mengganti satu suara lain
- Hilang suara
Terapi wicara dianggap sebagai pengobatan yang paling baik.

Sumber:
- medlineplus dan UMM.
- Videbeck, Sheila L. 2001. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Kedokteran EGC. Jakarta

EKPRESIF-RESEPTIF

Pada gangguan bahasa campuran ekspresif-reseptif ditemukan gejala-gejala gangguan ekspresif yaitu perbendaharaan kata yang tidak jelas terbatas, membuat kesalahan dalam kosa kata, mengalami kesulitan dalam mengingat kata atau membentuk kalimat yang panjang dan memiliki kesulitan dalam pencapaian akademik, dan komunikasi social, namun pemahaman bahasa anak tetap relative utuh juga disertai kesulitan dalam mengerti kata dan kalimat. Ciri klinis penting dari gangguan ini adalah gangguan yang bermakna pada pemahaman bahasa dan ekspresi bahasa.
Gangguan ini biasanya tampak pada umur 4 tahun. Bentuk yang parah pada usia 2 tahun, bentuk ringan tidak terlihat sampai usia 7 tahun atau lebih tua. Anak dengan gangguan bahasa ekspresif-reseptif campuran memiliki gangguan auditorik sensorik atau tidak mampu memproses symbol visual seperti arti suatu gambar. Mereka memiliki deficit dalam mengitegrasikan symbol auditorik maupun visual, contohnya mengenali atribut dasar yang umum untuk mainan truk dan mainan mobil penumpang. Anak dengan gangguan bahasa campuran ekspresif-reseptif biasanya tampak tuli.

Sumber :
Effendi, Dr. Irwan., Dr. Rahmi Lestari. 2008. Gangguan Bicara dan Bahasa Pada Anak. Padang.

RESEPTIF

Anak reseptif adalah anak yang paling baik hati dan penuh perhatian. Ia memerlukan lebih banyak waktu untuk melakukan berbagai hal dengan urutan waktu yang teratur dan ia paling tidak suka perubahan. Ia dapat membuat keputusan cepat dan hendaknya ia tidak ditanyai apa yang ia inginkan, apa yang ia pikirkan, atau rasakan. Sebaliknya ia harus diberitahu apa yang harus dilakukannya.
Ia mengenal diri sendiri dari apa yang menurut perkiraan terjadi. Bila anak mengira akan dicintai maka ia akan merasa dicintai. Baginya perlu ada waktu yang ditetapkan untuk makan, untuk tidur, untuk bermain, berkumpul dengan ayah dan ibu dan sebagainya. Ia menghargai penegasan kembali atau dorongan seperti “ Sekarang saatnya melakukan ini…” atau “Sekarang kita akan …”.
Walaupun ia suka diberitahu apa yang harus dilakukannya, ia akan menentang bila dipaksa atau buru-buru melakukannya. Seperti anak sensitive, anak ini memerlukan lebih banyak waktu untuk melakukan sesuatu atau perubahan.

Sumber :
Gray, Jhon Ph. D. 2000. Children are from Heaven, Cara Membesarkan Anak Secara Positif agar Anak Menjadi Kooperatif, Percaya Diri, dan Memahami Perasaan Orang Lain. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Beberapa tanda-tanda encopresis adalah:

o Anak Anda sering kecelakaan BM dan pakaian bernoda.
o Anak Anda mengeluh tentang pakaian terlalu ketat di sekitar pinggang.
o Anda dapat merasakan massa keras di satu sisi perut anak Anda.
o Atau Anda dapat merasakan massa yang berlangsung sekitar bagian luar itu anak perut Anda, seperti U besar terbalik.
o Anak Anda mengatakan sakit memiliki gerakan usus.
o Anak Anda sering terlalu penuh untuk makan, atau muntah setelah makan.
o Anak Anda sering plugs yang toilet ketika mereka memiliki gerakan usus.
o Anak Anda tidak memiliki BM setiap hari.

Sumber:
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.medicine.uiowa.edu/cdd/multiple/pdf/EncopresisDiag.pdf&ei=8PL4S4HXItOvrAehvPTUCg&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=1&ved=0CBYQ7gEwAA&prev=/search%3Fq%3Dencopresis%2B%2522pdf%2522%26hl%3Did%26sa%3DX

Apa yang menyebabkan encopresis?

Potty pelatihan mengajar anak-anak untuk menggunakan toilet. Mereka belajar bagaimana tubuh mereka terasa ketika saatnya untuk pergi ke kamar mandi. Tetapi beberapakali mereka tidak bisa merasakan sinyal. Mereka tidak dapat tahu kapan saatnya untuk menggunakan toilet. Encopresis isn'ta problem “masalah di kepala anak.” Ini "masalah perilaku." Encopresis terjadi karena anak usus besar tidak bekerja cara seharusnya. Kadang-kadang anak tidak pergi ke kamar mandi secara teratur. Tanda titik dua tidak pernah kosong. Gerakan usus, atau tinja, mengisi usus besar. Hal ini dapat mendapatkan keras dan kering. Pergi ke thebathroomcanhurt. Usus besar dan rektum peregangan terlalu banyak. Hal ini dapat menjaga saraf dari kerja normal. Hal ini dapat meregangkan otot sehingga mereka tidak bisa mendorong tinja keluar completely.
Thenthecoloncan 't sinyal otak bahwa sudah waktunya untuk pergi ke kamar mandi. Tinja basah bisa bocor keluar. Mereka mendapatkan masa lalu kering, kotoran keras. Mereka noda anak pakaian dan menyebabkan kecelakaan.

Sumber:
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.medicine.uiowa.edu/cdd/multiple/pdf/EncopresisDiag.pdf&ei=8PL4S4HXItOvrAehvPTUCg&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=1&ved=0CBYQ7gEwAA&prev=/search%3Fq%3Dencopresis%2B%2522pdf%2522%26hl%3Did%26sa%3DX

Apa encopresis?

Kebanyakan anak menggunakan toilet dilatih oleh usia empat. Namun, jika anak Anda terus memiliki banyak kecelakaan buang air besar ini disebut encopresis.

Sumber:
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.medicine.uiowa.edu/cdd/multiple/pdf/EncopresisDiag.pdf&ei=8PL4S4HXItOvrAehvPTUCg&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=1&ved=0CBYQ7gEwAA&prev=/search%3Fq%3Dencopresis%2B%2522pdf%2522%26hl%3Did%26sa%3DX

Saran-saran berikut ini mungkin membantu :

o Dorong anak Anda untuk minum cairan pada pagi hari dan awal sore. Semakin banyak anak Anda minum, semakin banyak urin ia akan menghasilkan, yang akhirnya akan meningkatkan kapasitas kandung kemih.
o Mencegah cairan minum di malam hari berikut makan malam. Anda membatasi anak cairan asupan sampai 2 ons atau kurang dalam 2 jam sebelum tidur akan menurunkan jumlah urin ia hasilkan di malam hari. Penawaran lembut pengingat tentang asupan cairan yang berlebihan, tapi jangan khawatir tentang menelan beberapa tambahan air.
o Ajari anak Anda latihan peregangan kandung. Beberapa anak memiliki kapasitas kandung kemih kecil, dan latihan tersebut dapat membantu. Memiliki Anda anak berlatih memegang urin sebagai panjang mungkin siang hari, ketika dia mudah akses ke toilet. Ketika ia merasakan dorongan untuk buang air kecil, mendorongnya untuk menunggu suatu tambahan beberapa menit.
o Lindungi tempat tidur dari urin. Anak-anak selama 4 tahun tidak harus memakai popok dan celana plastik, tetapi mereka dapat memakai ekstra-tebal pakaian tidur di samping piyama atau tahan air untuk menjaga lembaran kering. Menempatkan kasur plastik penutup pada kasur akan terus urin dari perendaman.
o Dorong anak Anda untuk mendapatkan sampai dengan buang air kecil di malam hari. Anak-anak dengan kecil mungkin perlu buang air kecil satu atau beberapa kali di malam untuk tetap kering. Pelatih Anda anak harus bangun untuk pergi ke kamar mandi begitu dia merasa dorongan untuk buang air kecil di malam, bukannya mencoba menahan air seni nya sampai pagi. Pada awalnya, anak Anda dapat menemukan ini berguna untuk mengatur jam alarm untuk membangunkannya sampai 3 hingga 4 jam setelah tidur.
o Mengembangkan rutin yang tidak memalukan untuk anak Anda dalam menangani pakaian basah dan lembar. Jauhkan piyama bersih dan handuk pada kursi dekat anak tidur Anda untuk memudahkan baginya untuk mengganti pakaiannya yang basah di malam. Mintalah anak Anda mandi secara teratur di pagi hari untuk memastikan bahwa ia tidak bau urin siang hari. Setuju pada rencana untuk bagaimana anak Anda akan mengurus basah item (misalnya, mencuci mereka, menempatkan mereka dalam mesin cuci atau designat-lain red tempat) untuk mengurangi frustrasi pagi.
o Menanggapi secara positif untuk kering malam dan lembut untuk malam basah. Selain memuji Anda anak untuk malam kering, pujian nya untuk setiap upaya yang dilakukan untuk pergi ke kamar mandi di malam hari, bahkan jika dia basah di pagi hari. Tidak memungkinkan saudara untuk menggoda anak Anda.
o Tempatkan cahaya malam di kamar anak Anda di lorong, dan di kamar mandi, sehingga anak Anda tidak takut untuk pergi ke kamar mandi di malam hari. Pastikan Anda anak mengerti bahwa apa-apa untuk keluar dari tempat tidur untuk pergi ke kamar mandi, bahkan jika ia tidak didukung untuk bangun di malam hari sebaliknya.
o Pertimbangkan menggunakan perangkat alarm membasahi tempat tidur. Jika anak Anda berusia 7 tahun atau lebih dan masih mengalami kesulitan bangun untuk pergi ke kamar mandi di malam hari, kecil mengompol ketika indra beberapa tetes air seni mungkin berguna dalam membantu anak Anda bangun di malam hari.
o Ada obat yang tersedia yang dapat sementara membantu anak Anda tetap kering di malam. Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang tersebut mungkin resiko dan manfaat dari medications, konsultasikan kesehatan dasar Anda profesional.

Sumber :
Schmitt BD. 1999. Petunjuk untuk Pasien Anak (2nd ed.). Philadelphia, PA: WBSaunders. http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.brightfutures.org/mentalhealth/pdf/families/mc/bed_wetting.pdf&ei=Q4z4S9mbB5O3rAe_1qXwCg&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=4&ved=0CCcQ7gEwAw&prev=/search%3Fq%3Denuresis%2B%2522pdf%2522%26hl%3Did

ALAT UNTUK KELUARGA

Medical masalah seperti infeksi saluran kemih berulang, kelainan pada saluran kemih, atau dialogbetes dalam beberapa kasus dapat menyebabkan atau memberikan kontribusi untuk mengompol. Anda profesional perawatan kesehatan primer akan anak Anda untuk mengevaluasi kemungkinan penyebab medis mengompol. Namun, penyebab medis dari tempat tidur jarang basah.
Jika anak Anda mengalami kesulitan dengan enuresis dan tidak memiliki masalah medis yang mendasari, yakinkan dia bahwa mengompol akan lulus dengan usia. Hukuman atau tekanan dapat menunda menyembuhkan dan menyebabkan sekunder masalah emosional.

Sumber :
Schmitt BD. 1999. Petunjuk untuk Pasien Anak (2nd ed.). Philadelphia, PA: WBSaunders. http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.brightfutures.org/mentalhealth/pdf/families/mc/bed_wetting.pdf&ei=Q4z4S9mbB5O3rAe_1qXwCg&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=4&ved=0CCcQ7gEwAw&prev=/search%3Fq%3Denuresis%2B%2522pdf%2522%26hl%3Did

PELATIHAN KANDUNG KEMIH

Kandung kemih pelatihan, di mana setiap hari peregangan dengan mempertahankan dimaksudkan untuk meningkatkan fungsi kandung kemih kapasitas, telah dilaporkan efektif. Upaya meskipun tidak mendesak cukup tidak menyenangkan baik bagi anak dan keluarga, sehingga kurang pendekatan yang diinginkan. Hypnotherapy telah dilaporkan kepada berhasil dalam kasus-kasus tertentu, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan terhadap penerapan modalitas ini pada skala yang luas. Keputusasaan yang banyak orangtua tentang gejala enuresis membuat mereka rentan dapat dieksploitasi oleh purveyors tinggi-harga, "guaranteed "perawatan yang dasarnya varian dari conditioning treatment. perawatan untuk melembutkan rambut. Orang tua sering bertanya tentang alergi dan kontribusi makanan untuk enuresis, dan edukation tentang bukti yang cukup tersedia di Present lebih berguna daripada baik desensitisasi atau diet manipulasi.

Sumber:
J.AM.ACAD. ANAK ADOLESC. Psikiatri, 43:12, desember 2004.

Psikoterapi

Psikoterapi diindikasikan hanya bila spesifik psychological masalah terkait dengan dimulainya symptom (dalam enuresis sekunder) diidentifikasi atau controlperjuangan antara orang tua dan anak adalah mempertahankan gejala. Tentu saja, enuresis itu sendiri tidak merupakan indikasi untuk psikoterapi luar mendukung konseling disebutkan sebelumnya. Khas gangguan diciptakan dengan enuresis yang mungkin setuju dengan psikoterapi termasuk reaksi situasional dengan berkepanjangan regresif gejala, respon stres pasca trauma, sebuah individuasi pemisahan-konflik antara orang tua dan anak di tempat tidur yang basah adalah fokus, dan nominalticular gangguan impuls remaja.

Sumber:
J.AM.ACAD. ANAK ADOLESC. Psikiatri, 43:12, desember 2004.

Faktor Psikososial

Faktor Psikososial
Enuresis telah dianggap sebagai gejala psikologis gangguan, meskipun kurangnya bukti luar posisi teoritis laporan dan laporan anekdotal. Pada saat yang sama, ada bukti jelas bahwa tingkat gangguan jiwa pada anak-anak dengan enuresis lebih tinggi dari tingkat yang ditemukan dalam kelompok nonenuretic (Shaffer, 1985). Kebanyakan anak enuresis tidak menunjukkan gejala atau perilaku gangguan emosional. Di antara mereka yang dilakukan, ia sering sulit untuk menentukan apakah hubungan antara enuresis dan masalah logis memiliki relevansi etiologi atau baik bersama insidental atau terjadi sebagai respons terhadap gejala enuresis. Bahwa perbaikan psikologis telah tercatat terjadi perawatan yang berhasil setelah enuresis menunjukkan bahwa, setidaknya dalam beberapa kasus, psikologis gangguan adalah sebagai reaksi terhadap gejala tersebut.
Tidak ada bukti bahwa kebalikan-gejala substitusi yang pernah terjadi (tidak ada laporan dalam literatur). Stres dan / atau kecemasan pada kritik masa perkembangan dapat menunda pencapaian kekeringan dengan cara yang mirip dengan efek pada lain developmental tonggak. Meskipun ada penelitian prospektif yang tersedia, baik prematur atau pemaksaan toilet pelatihan dan overindulgent upaya telah diperiksa dalam kaitannya dengan enuresis. Itu gejala telah digambarkan sebagai anak usaha di pembalasan terhadap orang tua atau gejala dari infantilized, tergantung hubungan yang berlebihan pada perawatan pemberi.
Enuresis juga telah dijelaskan dalam berbagai psikiatri sastra sebagai setara masturbatory, sebuah ekspresi biseksual, atau ekspresi somatik dari cacat pada gambar tubuh. Hal ini juga telah dilaporkan kepada appir di kering anak-anak sebelumnya setelah penganiayaan seksual. Mengingat keadaan sekarang pemahaman kita, itu adalah reasonable untuk menyimpulkan bahwa untuk sub kelompok kecil anak- anak dengan enuresis, gejala memiliki psikologis etiologi. Anak-anak yang paling sering memiliki kedua enuresis dan mengalami stres, seperti sewa perceraian, trauma sekolah, pelecehan seksual, dan rawat inap; enuresis mereka adalah gejala regresif respons terhadap trauma stressor.
Pengobatan farmakologis gangguan lain mungkin kembali dalam enuresis sebagai efek samping dari pengobatan yang anak mengambil. Obat-obatan seperti lithium, valproat asam, clozapine, dan teofilin telah dilaporkan menyebabkan enuresis sekunder, meskipun ini adalah efek samping relatif jarang. Situasi lainnya di mana faktor-faktor psikologis dapat dilihat untuk etiologically sentral dalam langka contoh yang disorganisasi keluarga atau mengabaikan memiliki mengakibatkan di sana tidak pernah menjadi upaya yang wajar pelatihan dilakukan di toilet. Anak menyajikan dengan primer enuresis dan tidak ada lain faktor etiologi dilihat Evident penyok di luar sejarah keluarga lalai dan terkait gangguan psikososial.

Sumber:
J.AM.ACAD. ANAK ADOLESC. Psikiatri, 43:12, desember 2004.

PEMBANGUNAN DELAY

Dokter anak umumnya menerima teori developmental menunda atau ketidakdewasaan dalam pencapaian pusat kontrol fungsi kandung kemih sebagai primer ETIology dari enuresis. Starfield (1972) menemukan bahwa kapasitas kandung kemih nasional kurang pada anak daripada saudara nonenuretic kontrol, dan data dinamis pada kontraksi kandung kemih tak terbatas cenderung mendukung kesan bahwa enuresis disebabkan oleh void belum menghasilkan pola. Laporan-laporan lain dari diinsiden berkerut karakteristik fisik menyarankan developmental ketidakdewasaan, termasuk rata-rata yang lebih rendah tinggi dan rendah usia rata-rata tulang, di enuretic daripada nonenuretic anak-anak (Shaffer, 1985).
Akhir seksual pematangan dikaitkan dengan yang lebih tinggi prevalence dari enuresis di kalangan remaja, dan ada lebih besar kejadian enuresis pada anak-anak yang meletakkan dalam pencapaian motor dan bahasa batu juga (Gross dan Dornbusch, 1982). Meskipun mekanisme ini tidak ditentukan di luar asosiasi ini ketidakdewasaan perkembangan tampaknya relevan dalam penyebab enuresis primer bagi banyak anak.

Sumber:
J.AM.ACAD. ANAK ADOLESC. Psikiatri, 43:12, desember 2004.

POLA TIDUR

Orangtua anak-anak dengan enuresis biasanya menggambarkan anak-anak sangat sulit untuk bangun (meskipun orang tua jarang usaha untuk membangunkan anak-anak nonenuretic, yang juga tidur sangat nyenyak). Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa nada keras yang dibutuhkan untuk membangkitkan enuretic dibandingkan nonenuretic anak-anak memberikan dukungan empiris ini observation (Jenkins et al., 1996). Enuresis telah dilaporkan dalam asosiasi dengan gangguan tidur yang spesifik, termasuk narkolepsi dan sindrom apnea tidur, dan dianggap kelainan gairah dari tidur nyenyak (Broughton, 1968).
Serangkaian studi yang dilaporkan dari tidur beberapa laboratorium menunjukkan pola acak pembasahan yang terjadi di semua tahapan tidur dalam proporsi dengan jumlah waktu yang dihabiskan di setiap tahap (Mikkelsen et al., 1980; Norgaard et al 1989.,). Studi tentang Watanabe dan Azuma (1989) dari EEG semalam dan pada pasien enuretic telah mengidentifikasi tiga pola. Salah satu pola, diberi label tipe I, dikaitkan dengan respon EEG terdeteksi untuk distensi kandung kemih (Singkat kebangkitan) dan tidak ada kontraksi kandung kemih menjadi episode enuretic kedepan. Jenis IIa tidak menunjukkan EEG respon apapun dalam menanggapi distensi kandung kemih dan tidak ada kontraksi kandung kemih, pola umum untuk bayi muda.
Jenis IIb subyek enuretic juga menunjukkan tidak ada tanda-tanda gairah pada EEG, tapi tidak stabil cystometrogram selama tidur ini menunjukkan tak terbatas BLADder kontraksi menjelang episode enuretic. Pertanyaan tentang bagaimana sistem mungkin gairah dysfungsional dalam subkelompok anak-anak dengan enuresis kebutuhan eksplorasi lebih lanjut, meskipun pada saat ini tidur gangguan tidak dapat didefinisikan sebagai faktor etiologi utama dalam enuresis.

Sumber:
J.AM.ACAD. ANAK ADOLESC. Psikiatri, 43:12, desember 2004.

ASPEK GENETIKA

Genetika diragukan lagi memainkan peran dalam klinis penyajian enuresis. Bakwin (1973) menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan 15% kejadian enuresis pada anak-anak dari keluarga nonenuretic, 44% dan 77% anak adalah enuretic ketika salah satu atau kedua orang tua, masing-masing, adalah enuretic. Sekitar sepertiga dari ayah dan seperlima ibu dari anak-anak dengan enuresis adalah enuretic diri sebagai anak-anak. Hal ini, pada kenyataannya, biasa untuk anak dengan nokturnal enuresis primer fungsional tidak memiliki kerabat dekat yang juga enuretic. Kembali persen studi keterkaitan Skandinavia telah mengidentifikasi untuk enuresis pada kromosom 13 (ENUR 1) dan pada kromosom 12, meskipun hubungan baik lokus ke patofisiologi enuresis masih belum diketahui (Arnell et al., 1997; Eiberg et al., 1995).
Studi-studi ini juga mengkonfirmasi heterogeneity dari enuresis, menunjuk ke tak terelakkan conflicting temuan dan tanggapan yang berbeda-beda di klinis studi. Pengembangan dan mungkin bahkan tidur aberrations anak-anak dengan enuresis (dijelaskan di bawah) mungkin manifestasi dari predisposi-sama genetikkasi.

Sumber:
J.AM.ACAD. ANAK ADOLESC. Psikiatri, 43:12, desember 2004.

DEFINISI

Enuresis didefinisikan dalam DSM-IV-TR sebagai repakaian peated void urine ke tempat tidur atau setidaknya dua kali per minggu selama paling sedikit tiga bulan berturut-turut seorang anak yang setidaknya 5 tahun. The DSM-IV-TR definisi juga mempertimbangkan anak yang akan enuretic jika frekuensi atau durasi kurang, tetapi ada yang terkait marabahaya atau penurunan fungsional enuresis. Nocturnal mengacu pada void selama tidur; enuresis diurnal mendefinisikan pembasahan saat terjaga enuresis. Primer terjadi pada anak yang tidak pernah kering secara konsisten melalui malam, sedangkan enuresis sekunder mengacu pada resumpsanaan pembasahan setelah setidaknya 6 bulan kekeringan.

Sumber:
J.AM.ACAD. ANAK ADOLESC. Psikiatri, 43:12, desember 2004.

Senin, 17 Mei 2010

Disentegrasi Masa Kanak-kanak

Pada disentegrasi masa kanak, hal yang mencolok adalah bahwa anak tersebut telah berkembang dengan sangat baik selama beberapa tahun, sebelum terjadi kemunduran yang hebat. Gejalanya biasanya timbul setelah umur 3 tahun. Anak tersebut biasanya sudah bisa bicara dengan sangat lancer, sehingga kemunduran tersebut menjadi sangat dramatis. Bukan hanya bicaranya yang mendadak terhenti, tetapi juga ia mulai menarik diri dan keterampilannya pun ikut mundur. Perilakunya menjadi sangat acuh dan juga timbul perilaku berulang-ulang dan stereotipik, seperti gejala yang ditunjukan oleh anak Autis.
Gangguan ini lebih umum terdapat pada anak laki-laki yang berlangsung sepanjang hidup. Ciri-ciri utama dari gangguan ini adalah:
1. sesudah anak mengalami perkembangan normal dalam berkomunikasi, hubungan social, permainan dan tingkah laku adaptif sampai usia 2 tahun, maka disusul oleh regresi yang berat dan hilangnya keterampilan-keterampilan tersebut sebelum usia 10 tahun.
2. hilangnya pengendalian buang air besar atau kecil dan kadang-kadang disertai dengan kemerosotan pengendalian motorik.
3. hilangnya minat atau perhatian terhadap lingkungan.
4. adanya manerisme motorik yang stereotipis dan diulang-ulang.
5. kekurangan interaksi social dan komunikasi yang sama dengan autisme, dan terjadi retardasi yang berat.
6. dalam hal tertentu gangguan ini mirip dengan dementia pada orang dewasa, tetapi berbeda dalam 3 hal yakni:
a. tidak ada bukti terjadinya penyakit atau kerusakan otak organic
b. kehilangan keterampilan, tetapi kemudian dapat mengalami perbaikan.
c. Gangguan fungsi social dan komunikasi memiliki kualitas yang lebih mirip dengan autisme daripada kemunduran intelektual




Sumber:
o Monika dan Fidelis E. Waruwu. 2006. Jurnal Provitae Vol 2. Universitas Tarumanagara. Jakarta.
o Semiun, Yustinus, OFM. 2006. Kesehatan Mental 2. Knisius. Yogyakarta.

Sabtu, 15 Mei 2010

Gangguan Asperger

Asperger merupakan spektrum autisme gangguan. Ini adalah hasil dari disfungsi bagian tertentu dari otak dan saraf sistem. Disfungsi ini secara signifikan merusak cara individu berhubungan dengan lainnya orang, informasi proses, dan membuat rasa lingkungan mereka.
Individu dengan gangguan Asperger menunjukkan ditandai gangguan sosial dan keterampilan komunikasi, telah luar biasa kuat dan kepentingan sempit, dan mungkin berperilaku dan berulang-ulang cara tidak fleksibel. Banyak orang juga pengalaman indrawi (misalnya masalah dengan sentuhan, rasa, atau bau) dan halus dan kesulitan motorik kasar (Misalnya kikuk dan kurang terkoordinasi gerakan dan postur yang tidak biasa).
Gangguan Asperger berbeda dari autis kekacauan di awal pidato umum berkembang dalam batas normal (tunggal kata yang digunakan oleh umur 2 dan frase pada usia 3). kemampuan Intelektual secara luas rata-rata, meskipun spesifik kekuatan dan kelemahan yang umum. Meskipun tidak ada obat, banyak individu membuat kemajuan yang signifikan dari waktu ke waktu, terutama jika belajar kekuatan dan kepentingan individu diakui dan dipelihara.
Bentuk dari gangguan Asperger adalah sebagai berikut:
Penurunan Sosial
Mungkin termasuk kesulitan dengan:
• pemahaman situasi sosial - dapat menjadi bingung atau tertekan
• pemahaman orang lain pikiran dan perasaan (Empati)
• membentuk dan mempertahankan persahabatan
• sosial dan imajinatif bermain
• mengambil bagian dalam "obrolan ringan"
• memulai dan mempertahankan percakapan
• menilai kelayakan sosial kata-kata dan tindakan
Komunikasi gangguan
Mungkin termasuk:
• terbatas pemahaman dan penggunaan non-verbal komunikasi (misalnya ekspresi wajah terbatas dan gerak-gerik)
• kontak mata biasa
• tidak biasa dan sering monoton kualitas vokal
• bertele-tele, berulang-ulang pidato
• monolog daripada dialog percakapan gaya
• kecenderungan untuk memberikan terlalu banyak atau tidak cukup informasi
• kesulitan dengan bahasa non-harfiah (misalnya slang, humor, sarkasme)
Terbatas dan berulang kepentingan dan perilaku
Mungkin termasuk:
• luar biasa kuat, intens dan kepentingan sempit
• resistensi terhadap perubahan; preferensi untuk rutinitas
• berulang tema dalam cerita, seni dan bermain
Kerentanan emosional
• risiko kecemasan dan / atau depresi simtomatologi
• pada waktu, kecemasan dapat mendasari amukan dan ledakan agresif
Kemungkinan kognitif dan gangguan belajar
Mungkin termasuk:
• cacat spesifik belajar meskipun IQ normal
• pemahaman kosakata relatif miskin menggunakan
• kesulitan dengan menulis cerita imajinatif
• miskin organisasi dan keterampilan pemecahan masalah
• masalah pemrosesan bahasa lisan, terutama apa yang abstrak atau kompleks
• kesulitan memilih penting dari penting informasi, kecenderungan untuk fokus pada detail; masalah melihat 'gambaran besar'
Common sensorik dan motorik kesulitan
Mungkin:
• sensitivitas (baik atas atau di bawah sensitif) secukupnya, sentuhan, penglihatan, penciuman, suara, suhu dan nyeri
• otot nada rendah
• postur biasa
• kikuk atau gerakan canggung
• gerakan motor berulang (misalnya menjentikkan jari, tangan melambai-lambai, goyang dan berjalan mondar-mandir)
Kemungkinan bidang kemampuan khusus
• gaya belajar visual yang kuat
• bekerja dengan baik di terstruktur, rutin lingkungan
• sangat baik memori untuk fakta
• keahlian di bidang minat
• pemikir logis; mungkin unggul di bidang komputer, matematika dan ilmu-ilmu
• kekuatan hafalan belajar
• perhatian terhadap detail dan fokus yang berkelanjutan di bidang bunga


Sumber:
Aspek. 2006. Asperger Disorder. http://www.autismnsw.com.au/publications/AspergersDisorder.pdf

Jumat, 14 Mei 2010

Reet Syndrome

Sindrom Rett adalah serius dan global gangguan perkembangan yang mempengaruhi pusat sistem saraf. sindrom Rett telah diamati terjadi secara eksklusif pada anak perempuan selain itu, penyakit juga homogenitas kompatibel dengan kelainan genetik.

Mulai yang terjadi antara 1 dan 3 tahun. Tahap ini dicirikan oleh:
• cepat perilaku regresi dan kerusakan;
• kehilangan keterampilan tangan tujuan;
• kejang krisis;
• tangan stereotypies;
• autistik manifestas
• hilangnya kemampuan bahasa;
• canggung gerakan;
• insomnia;
• perilaku mutilasi diri
Tahap ini berlangsung dari beberapa minggu hingga beberapa bulan.

Relatif Stabil dimulai antara 2 dan 10 tahun dan ditandai oleh:
• keterbelakangan mental yang berat;
• regresi ciri-ciri autistik;
• perbaikan dalam interaksi sosial;
• kejang krisis;
• stereotypies tangan karakteristik;
• kelenturan, ataksia, apraxia;
• disfungsi pernapasan.
Tahap ini berlangsung dari beberapa bulan ke beberapa tahun.

Tahap akhir pada kerusakan motorik dimulai setelah 10 tahun dan dicirikan oleh:
• kehilangan fungsi motor (kursi roda);
• skoliosis, atrofi otot, kekakuan;
• ditandai piramidal dan ekstra-piramidal gejala;
• retardasi pertumbuhan;
• tidak adanya bahasa;
• peningkatan kontak mata;
• epilepsi kurang parah;
• gangguan trofik.
Tahap ini berlangsung selama beberapa tahun
Tidak ada pengobatan etiologi tersedia. Meskipun demikian, perawatan simtomatik harus diusulkan bila diperlukan (obat anti-epilepsi, spesifik pemantauan untuk skoliosis, cukup gizi asupan, terutama asupan kalsium ...). Selain itu, terapi pendidikan harus disesuaikan dengan tiap anak yang terkena dampak. Asosiasi Prancis Rett sindrom Rett memberikan bantuan berharga dalam materi.

Sumber :
Mancini J. Rett syndrome. Orphanet Ensiklopedi, Maret 2004 http://www.orpha.net/data/patho/GB/uk-Rett.pdf.

Senin, 12 April 2010

KEMAMPUAN yang TERBATAS untuk MEMAKNAI GESTUR ATAU GERAKAN ISYARAT

Serangkaian pengujian kognitif belakangan ini menguatkan kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan pemaknaan ini. Pengujian dirancang dengan cara yang sama dengan yang sebelumbya, dilakukan dengan 3 kelompok : satu kelompok anak autis, satu kelompok cacat mental dan satu kelompok lagi terdiri dari anak-anak biasa dengan usia mental 5 tahun.

Peneliti mendapati bahwa anak-anka penyandang autisme menggunakan gesture “instrumental” sama banyak dengan yang digunakan oleh 2 kelompok lainnya. Gestur-gestur ini sangat “ikonis”(sangat jelas antara gambar dan makna). Maknanya ditemukan dalam perluasan persepsi itu sendiri, tidak terlepas dari gestur tersebut.

Ketika rangkaian kedua, yaitu “gestur ekspresif” diujikan para peneliti menemukan bahwa anak autisme tidak memakainya sama sekali walaupun anak biasa khususnya mereka yang menyandang Down syndrome tidak memiliki kesulitan dalam penggunaannya. Sebagai contoh “kami adalah dua sahabat”, tangan yang memeluk bahu adalah gestur yang tidak pasti, mungkin anak penyangdang cacat agak sedikit kesulitan untuk membacanya namun pada anak autis gagal.

Pada akhirnya gestur-gestur yang menyebabkan masalah pad anak-anak autis ini adalah gesture yang mengekspresikan perasaan mereka. Anak autisme memiliki kesulitan untuk dapat memahami perasaan manusia, jadi kadang-kadang mereka tampak tidak berperasaan kepada kita, ini merupakan bagian kecatatan kognitif mereka.

SUMBER :
Peethers, Theo. 2004. Panduan Autisme Terlengkap. Dian Rakyat. Jakarta.

GANGGUAN KUALITATIF

Terdapat 3 kelompok, yaitu;
1. Gangguan kualitatif dalam interaksi social yang ditunjukan oleh paling sedikit dua diantara yang berikut ini:
a. Ciri gangguan yang jelas dalam penggunaan berbagai perilaku nonverbal (bukan lisan) seperti kontak mata, ekspresi wajah, gesture, dan gerak isyarat untuk melakukan interaksi social.
b. Ketidakmampuan mengembangkan hubungan pertemanan sebaya yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
c. Ketidakmampuan turut merasakan kegembiraan orang lain.
d. Kekurangmampuan dalam berhubungan emosional secara timbal balik dengan orang lain.
2. Gangguan kualitatif dalam berkomunikasi yang ditunujukan oleh paling sedikit salah satu dari yang berikut ini:
a. Keterlambatan atau kekurangan secara menyeluruh dalam berbahasa lisan (tidak disertai usaha untuk mengimbanginya dengan pengguanaan gesture atau mimic muka sebagai cara alternatif dalam berkomunikasi).
b. Ciri gangguan yang jelas pada kemampuan untuk memulai atau melanjutkan pembicaraan dengan orang lain meskipun dalam percakapan sederhana.
c. Penggunaan bahasa yang repetitif (diulang-ulang) atau stereotip (meniru-niru) atau bersifat idiosinktratik (aneh).
d. Kurang beragamnya spontanitas dalam permainan pura-pura atau meniru orang lain yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
3. Pola minat perilaku yang terbatas, repetitif, dan stereotip seperti yang ditunjukan oleh paling tidak satu dari yang berikut ini:
a. Meliputi keasyikan dengan satu atau lebih pola minat yang terbatas atau stereotip yang bersifat abnormal baik dalam intensitas maupun focus.
b. Kepatuhan yang tampaknya didorong oleh rutinitas atau ritual spesifik (kebiasaan tertentu) yang nonfungsional (tiadak berhubungan dengan fungsi).
c. Perilaku gerakan stereotip dan repetitif (seperti terus menerus membuka-tutup genggaman, memuntir jari atau tangan atau menggerakkan tubuh dengan cara yang kompleks).
d. Keasyikan yang terus menerus terhadap bagian-bagian dari sebuah benda.

SUMBER :
Peethers, Theo. 2004. Panduan Autisme Terlengkap. Dian Rakyat. Jakarta.

AUTISME dengan CACAT MENTAL dan AUTISME SAJA: APA BEDANYA?

Semula orang tudak menyadari bahwa autisme dan cacat mental berjalan seiringan. Dalam sebuah penelitian seorang anak laki-laki autistic berusia 4;6 tahun menggambar tes PEP, dan tes ini menguji perkembangan kemampuan meniru, pemahaman, ekspresi verbal/lisan, keterampilan motorik kasar dan halus, persepsi atau daya tahan paham, koordinasi mata dan tangan pada anak-anak penyandang autisme berusia antara 1 sampai 12 tahun. Ini merupakan tes yang terstandarisasi, yang berarti hasil tes ini dapat mengetahui anak-anak penyandang cacat mental, jadi tes ini dapat menbandingkan perkembangan seorang anak penyandang autis dengan anak normal.

Perkembangan seorang anak penyandang cacat mental akan jauh lebih lamban daripada anak normal. Autisme berpasangan dengan cacat mental dapat dilihat dari bidang komunikasi dan pemahaman sosialnya. Itulah yang kita maksudkan ketika mengacu pada “gangguan kualitatif” dari perkembangan komunikasi dan interaksi social. Kesulitan-kesulitan tersebut tidak dapat dijelaskan berkaitan dengan usia mental yang lebih rendah saja. Disini anda menghadapi bukan saja perkembangan yang lebih lamban namun juga perkembangan yang berbeda, termasuk jenis kognisi yang berbeda.

SUMBER :
Peethers, Theo. 2004. Panduan Autisme Terlengkap. Dian Rakyat. Jakarta.

Membantu anak-anak bermasalah Disleksia

Langkah-langkah untuk membantu mereka termasuk:
1. Bantu anak-anak dan keluarga memegang permasalahan ini dan bina keyakinan diri anak
2. Daya Rawat penyakit lain yang mungkin terkait seperti Gejala hiperaktif dan Kurang Daya Tumpuan Fokus
3. Ditingkatkan potensi pembelajaran anak melalui:
o Terapi pertuturan Terapi pertuturan.
o Latihan pendengaran dengan bantuan computer.
o Pendekatan berbagai indra (Menggunakan indra lain untuk membantu pembelajaran)
 Indra sentuhan (menggunakan lakaran atas kertas pasir).
 Indra pendengaran (menggunakan Ritma atau bunyi kata / huruf).
 Merasa gerakan bibir.
 Menulis huruf atau perkataan Menulis huruf atau kata
4. Langkah-langkah pemulihan:
o Bantu anak menguasai informasi secara berangsur angsur.
o Pengulangan semasa mengajar (konsep ajar berlebihan) Pengulangan saat mengajar (konsep ajar berlebihan).
o Gunakan video atau kaset untuk belajar
5. Program pemulihan khusus:
o Ada sekolah yang memiliki program pemulihan khusus untuk Disleksia.

SUMBER : http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=ms&u=http://www.infosihat.gov.my/penyakit/Kanak-kanak/MasalahPembelajaran.pdf&ei=2a_CS4nRKtO0rAf6r7jpBA&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=10&ved=0CB8Q7gEwCQ&prev=/search%3Fq%3Ddisleksia%2B%2522pdf%2522%26hl%3Did. 10 April 2010.

Masalah yang mungkin dialaminya

- Salah sangka dan dijuluki sebagai malas, bodoh atau lembab.
- Pembentukan gambar diri yang sehat terpengaruh dan mengalami rasa rendah diri.
- Jika tidak diketahui dan dibantu diperingkat awal dapat menyebabkan:
 Gangguan emosi (seperti depresi).
 Masalah perilaku (seperti melawan, kecelaruan tindakan).
 Rendah pencapaian akademis (menyebabkan dropout sekolah)

SUMBER : http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=ms&u=http://www.infosihat.gov.my/penyakit/Kanak-kanak/MasalahPembelajaran.pdf&ei=2a_CS4nRKtO0rAf6r7jpBA&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=10&ved=0CB8Q7gEwCQ&prev=/search%3Fq%3Ddisleksia%2B%2522pdf%2522%26hl%3Did. 10 April 2010

Apakah orang Disleksia memiliki keistimewaan?

- Antara orang ternama yang juga mengalami Disleksia termasuklah ahli politik (Lee Yew), aktris (Whoopi Goldberg), artis (Leonardo da Vinci) dan ilmuwan
- (Albert Einstein)
- Banyak yang berdaya imaginasi tinggi, sangat kreatif dan mampu berpikir dari berbagai sudut / dimensi
- Bijak dengan keterampilan tangan atau olahraga

SUMBER : http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=ms&u=http://www.infosihat.gov.my/penyakit/Kanak-kanak/MasalahPembelajaran.pdf&ei=2a_CS4nRKtO0rAf6r7jpBA&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=10&ved=0CB8Q7gEwCQ&prev=/search%3Fq%3Ddisleksia%2B%2522pdf%2522%26hl%3Did. 10 April 2010.

Apakah fitur Disleksia?

Diperingkat pra sekolah mereka mungkin:
- Lambat berbicara.
- Mengalami kesulitan sebutan atau rima.
- Sukar menulis nama sendiri.
- Payah mengenal bentuk atau warna
- Sulit memberitahu cerita yang telah didengarinya

Di dunia sekolah, anak-anak Disleksia mungkin:
- Gagal menguasai tugas sekolah seperti membaca, menulis, mengeja atau mengira.
- Tidak suka membaca dan mengelak dari membaca di kelas.
- Kesilapan semasa membaca huruf, perkataan atau nombor (Bacaan terbalik): 15 dengan 51 “was” menjadi “saw” 'b' dengan 'd''.
- Kurang koordinasi seperti sukar mengikat tali kasut.
- Keliru dengan konsep masa seperti 'semalam', ' hari ini' , 'esok'.
- Kesukaran memahami, mengingati dan mengikuti arahan.
- Selalu tersalah letak atau hilang barang atau kerja sekolah.

SUMBER : http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=ms&u=http://www.infosihat.gov.my/penyakit/Kanak-kanak/MasalahPembelajaran.pdf&ei=2a_CS4nRKtO0rAf6r7jpBA&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=10&ved=0CB8Q7gEwCQ&prev=/search%3Fq%3Ddisleksia%2B%2522pdf%2522%26hl%3Did. 10 April 2010

TIPS: MEMBANTU ANAK MENGATASI DISLEKSIA

Orang tua harus menerima keadaan anak sebagai karunia sekaligus cobaan, kalau kita mempunyai percaya diri (PD) yang tinggi maka anak akan mempercayai kita bahwa kita sebagai orang tua akan menolongnya. Selain mempunyai percaya diri yang bagus, orang tua juga harus mempunyai waktu yang cukup untuk menemani anaknya belajar dan menolong mereka dengan cara mencari cara belajar yang efektif. Orang tua juga harus menularkan rasa percaya diri itu pada anak agar anak tidak minder, hal ini dikarenakan banyak tekanan dari luar yang akan membuat anak menjadi minder dan mudah putus asa.

Ini adalah beberapa saran dari orang tua yang memiliki anak penyandang disleksia, saran ini digunakan untuk mendorong kemajuan pada anak disleksia:
1. jangan memberi stigma negative seperti, bodoh, pemalas dan pengacau.
2. jangan menbanding-bandingkan anak dengan orang lain
3. jangan memberikan tekanan yang berlebihan, ini akan menyebabkan anak merasa takut gagal dan takut mengecewakan.
4. jangan menyuruh anak membaca keras-keras agar didengar orang lain secara spontan (tanpa kesadarannya).
5. jika perlu gunakan alat penanda baca agar penglihatannya dapat mengikuti alur membacanya.
6. sebaiknya keterampilan tangan dilatih seperti melempar tangkap bola, memainkan wayang serta bermain bulir-bulir.
7. berikan lingkungan yang kondusif serta guru yang kompeten.

SUMBER :
Chairani, Nina dan Nurachmi. W., Biarkan Anak Bicara, Republika, Jakarta, 2003, 14-15.

Senin, 05 April 2010

MANAJEMEN

Tidak ada obat untuk disleksia, tetapi individu disleksia dapat belajar membaca dan menulis dengan dukungan pendidikan yang sesuai.
Untuk sistem penulisan abjad , tujuan mendasar adalah untuk meningkatkan kesadaran anak seorang dari korespondensi antara grafem dan fonem , dan menghubungkannya ini untuk membaca dan ejaan. Telah ditemukan bahwa pelatihan difokuskan terhadap bahasa visual dan ortografi hasil keuntungan isu-berlangsung lebih lama dari fonologi pelatihan lisan belaka.
Pendekatan terbaik adalah ditentukan oleh dasar neurologis penyebab dari gejala disleksia.
SUMBER :
www.wikipedia.org

KECERDASAN

Disleksia adalah ketidakmampuan belajar berbasis otak yang secara khusus mengganggu kemampuan seseorang untuk membaca. Orang dengan disleksia biasanya membaca di tingkat lebih rendah dari yang diharapkan, walaupun memiliki kecerdasan normal, menyatakan National Institute of Neurological Disorders dan Stroke (NINDS), sebuah cabang dari National Institutes of Health. Para peneliti di Yale School of Medicine dan University of California Davis, telah menyajikan data baru yang menjelaskan bagaimana dinyatakan cerah dan perjuangan orang-orang cerdas untuk membaca. Penelitian 12 tahun menyimpulkan meskipun biasanya, membaca dan IQ adalah hubungan bersama-sama dengan kecerdasan relasi ini adalah non-jelas di dyslexics.
SUMBER :
www.wikipedia.org

MEMPERBURUK KONDISI

Disleksia diyakini kondisi neurologis yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk membaca dan mengeja bahasa tertulis.
Kondisi berikut mungkin iuran atau tumpang tindih faktor, mirip dengan disleksia karena mereka dapat menyebabkan kesulitan membaca:
• pengolahan gangguan pendengaran adalah suatu kondisi yang mempengaruhi kemampuan untuk memproses informasi pendengaranPengolahan pendengaran Disorder adalah Cacat Mendengarkan. Hal ini dapat menyebabkan masalah dengan memori pendengaran dan pendengaran sekuensing . Banyak orang dengan disleksia memiliki masalah pemrosesan auditori termasuk sejarah pembalikan pendengaran, dan mungkin mengembangkan sendiri isyarat Logographic untuk mengimbangi jenis defisit. Gangguan pendengaran pengolahan diakui sebagai salah satu penyebab utama disleksia. Beberapa anak bisa mendapatkan gangguan proses pendengaran akibat mengalami otitis media dengan efusi (Telinga Lem, Telinga Sticky, Grommits ) dan lainnya kondisi telinga parah.
• Scotopic sensitivitas sindrom , juga dikenal sebagai Sindrom Irlen , adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kepekaan terhadap panjang gelombang tertentu dari cahaya yang mengganggu pemrosesan visual .
• Attention deficit hyperactivity disorder . Terjadi di antara 12% dan 24% dari mereka yang disleksia.
• Aphasia Afasi
pidato Pengalaman penundaan akuisisi, dan pidato dan masalah bahasa dapat terjadi karena masalah pemrosesan dan decoding input pendengaran sebelum mereproduksi versi mereka sendiri berbicara, dan dapat diamati sebagai gagap, cluttering atau ragu-ragu bicara.
SUMBER :
www.wikipedia.org

CO-MORBIDITAS

Kondisi-kondisi berikut sering terjadi dengan disleksia dalam individu yang sama. Tidak jelas apakah kondisi ini menyebabkan saham yang mendasari neurologis dengan disleksia
• Dysgraphia adalah gangguan yang mengekspresikan dirinya terutama saat menulis atau mengetik, meskipun dalam beberapa kasus juga dapat mempengaruhi koordinasi mata-tangan ke arah atau urutan proses yang berorientasi sebagai mengikat knot atau melakukan tugas yang berulang. Dysgraphia berbeda dari Dyspraxia dalam bahwa orang itu mungkin kata yang akan ditulis atau urutan langkah yang tepat dalam pikiran jelas, tetapi membawa urutan dalam urutan yang salah.
• Dyscalculia adalah kondisi neurologis yang ditandai dengan masalah dengan fundamental belajar dan satu atau lebih keterampilan numerik dasar. Seringkali orang dengan kondisi ini dapat memahami konsep-konsep matematika yang sangat kompleks dan prinsip namun mengalami kesulitan memproses formula dan bahkan penambahan dan pengurangan dasar.
• Dyspraxia Pembangunan adalah kondisi neurologis yang ditandai dengan kesulitan ditandai dalam melaksanakan tugas-tugas rutin yang melibatkan keseimbangan, baik- motor kontrol , kinestetik koordinasi, kesulitan dalam penggunaan bunyi-bunyi ujaran, masalah dengan memori jangka pendek dan organisasi yang khas dyspraxics.
• Penurunan Bahasa Tertentu adalah gangguan perkembangan bahasa yang dapat mempengaruhi bahasa dan ekspresif reseptif. SLI didefinisikan sebagai penurunan "murni" bahasa, makna yang tidak berhubungan dengan atau disebabkan oleh gangguan perkembangan lain, gangguan pendengaran atau diperoleh cedera otak. Sebuah studi oleh Universitas Maastricht dan Utrecht memeriksa persepsi ujaran dan produksi ujaran di Belanda tahun anak-anak-3 di keluarga berisiko terkena disleksia.. kinerja mereka dalam suara kategorisasi pidato dan produksi mereka kata-kata dibandingkan dengan usia anak-cocok dengan penurunan nilai bahasa tertentu (SLI) dan biasanya mengembangkan kontrol. Hasil risiko di-dan SLI-kelompok yang sangat mirip. Analisis data individu menunjukkan bahwa kedua kelompok terdapat subkelompok dengan anak-anak yang baik dan yang berkinerja buruk. fonologi gangguan ekspresif mereka tampaknya terkait dengan defisit dalam persepsi ujaran . Temuan menunjukkan bahwa baik disleksia dan SLI dapat dijelaskan dengan model multi-risiko yang meliputi proses kognitif serta genetik faktor.
• Cluttering adalah gangguan kefasihan bicara yang melibatkan baik tingkat dan irama bicara, dan mengakibatkan dimengeri wicaraPidato yang tidak menentu dan dysrhythmic, terdiri dari menyembur cepat dan tersentak-sentak yang biasanya melibatkan penyusunan kata-kata yang salah. Kepribadian clutterer beruang kemiripan yang mencolok dengan kepribadian orang-orang dengan ketidakmampuan belajar.
SUMBER :
www.wikipedia.org

PENGARUH BAHASA ORTOGRAFI

Kompleksitas's ortografi bahasa, atau menulis dan sistem ejaan, memiliki dampak langsung pada seberapa sulitnya untuk belajar membaca dalam bahasa itu; formal, ini adalah kedalaman ortografi . Meskipun Inggris memiliki ortografi abjad, adalah sebuah kompleks atau ortografi mendalam yang menggunakan ejaan pola di beberapa tingkat. Kategori-kategori struktural utama yang menyusun ejaan bahasa Inggris korespondensi surat-suara, suku kata, dan morfem. Beberapa bahasa lain, seperti Spanyol, telah ortografi abjad yang mempekerjakan hanya-suara korespondensi surat, yang disebut ortografi dangkal . Hal ini relatif mudah untuk belajar membaca dalam bahasa seperti Spanyol, itu jauh lebih sulit untuk belajar membaca dalam bahasa yang lebih kompleks ortografi, seperti dalam bahasa Inggris. Logographic sistem penulisan, terutama karakter Cina , menimbulkan kesulitan tambahan.
Dari perspektif neurologis, berbagai jenis tulisan, misalnya, dibandingkan dengan abjad piktografik, memerlukan jalur neurologis yang berbeda untuk membaca, menulis, dan mantra. Karena sistem penulisan yang berbeda memerlukan berbagai bagian otak untuk memproses notasi visual pidato, anak-anak dengan masalah membaca dalam satu bahasa tidak mungkin mempunyai masalah membaca dalam bahasa dengan ortografi yang berbeda. Neurologis keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan tugas-tugas membaca, menulis, dan ejaan dapat bervariasi antara sistem penulisan yang berbeda dan sebagai hasil yang berbeda keterampilan defisit neurologis dapat menyebabkan masalah disleksia dalam kaitannya dengan ortografi yang berbeda.
SUMBER :
www.wikipedia.org

TERAPI DISLEKSIA

Anak-anak dengan disleksia dapat dibantu. Salah satu cara guru membantu siswa disleksia adalah memecah kata menjadi suara yang berbeda. Mahasiswa harus belajar bagaimana menulis suara yang berbeda dan menciptakan kata-kata. Hal ini membantu dengan membaca dan menulis. Beberapa orang percaya bahwa anak-anak disleksia dapat membaca dan menulis lebih baik jika mereka menaruh potongan kertas berwarna di atas apa yang mereka baca.
SUMBER :
www.wikipedia.org

KLASIFIKASI DISLEKSIA

Ada banyak definisi dari gangguan yang disebut disleksia tetapi tidak ada consensus. The World Federation of Neurology disleksia didefinisikan sebagai berikut:
disleksia perkembangan spesifik gangguan diwujudkan dengan kesulitan belajar membaca meskipun instruksi konvensional, kecerdasan yang memadai, dan kesempatan sosial budaya yang memadaiHal ini tergantung pada penyandang cacat kognitif mendasar yang sering asal konstitusional.
Beberapa definisi dipublikasikan lain adalah murni deskriptif, sementara yang lain mewujudkan teori-teori kausal. Dari berbagai definisi yang digunakan oleh peneliti disleksia dan organisasi di seluruh dunia, tampaknya disleksia yang tidak satu hal tapi banyak, sejauh yang berfungsi sebagai rumah-kliring konseptual untuk sejumlah membaca defisit keterampilan dan kesulitan, dengan sejumlah penyebab .
Castles dan Coltheart, 1993, menggambarkan fonologis dan jenis permukaan disleksia perkembangan dengan analogi klasik subtipe disleksia diakuisisi ( Alexia ) yang diklasifikasikan berdasarkan tingkat kesalahan dalam membaca non-kata. Namun perbedaan antara permukaan dan fonologi disleksia belum diganti terminologi empiris lama versus dyseidetic jenis dysphonetic dari disleksia. Permukaan atau perbedaan fonologis hanya deskriptif, dan tanpa ada asumsi aetiological untuk mekanisme utama otak, dalam kontras dysphonetic atau dyseidetic perbedaan mengacu kepada dua mekanisme yang berbeda: satu berhubungan dengan defisit diskriminasi pidato, dan yang lainnya untuk gangguan persepsi visual.
Kebanyakan penderita disleksia yang memiliki tipe ini Boder Dyseidetic, telah dan spasial attentional kesulitan yang mengganggu proses akuisisi membaca. Sebagian besar anak mendapatkannya di usia muda.
SUMBER :
www.wikipedia.org

TANDA DAN GEJALA DISLEKSIA

Disleksia gejala bervariasi menurut tingkat keparahan gangguan serta usia individu.
Anak Usia Pra Sekolah
Sulit untuk mendapatkan diagnosis tertentu disleksia sebelum anak mulai sekolah, tapi orang banyak disleksia memiliki riwayat kesulitan yang dimulai jauh sebelum TK. Anak-anak yang menunjukkan gejala-gejala ini memiliki risiko yang lebih tinggi yang didiagnosis disleksia daripada anak-anak lain. Beberapa gejala-gejala ini:
• Penundaan dalam pidato
• Baru belajar kata-kata perlahan-lahan
• Apakah kata-kata bersajak kesulitan, seperti dalam sajak
• Surat rendah pengetahuan
• Surat pembalikan, ex: ebfp (normal)
Masa Anak Usia Sekolah Dasar
• Kesulitan mempelajari huruf atau dalam rangka
• Kesulitan dengan suara yang berhubungan dengan surat-surat yang mewakili mereka (suara-simbol korespondensi)
• Kesulitan untuk mengidentifikasi atau menghasilkan berima kata-kata, atau menghitung suku kata dalam kata-kata ( kesadaran fonologis )
• Kesulitan kata segmentasi ke suara individu, atau menggabungkan suara untuk membuat kata ( kesadaran fonemik )
• Kesulitan dengan pengambilan kata atau penamaan masalah
• Kesulitan belajar untuk memecahkan kode kata-kata
• Kesulitan membedakan antara bunyi yang mirip dengan kata; mencampur suara dalam kata-kata bersuku kata banyak (diskriminasi auditori) (misalnya, "aminal" untuk hewan, "bisghetti" untuk spaghetti)
Lama Anak-Anak Sekolah Dasar
• Lambat atau membaca tidak akurat, meskipun orang-orang ini dapat membaca sampai pada taraf tertentu.
• Sangat miskin ejaan
• Kesulitan membaca dengan suara keras, membaca kata dalam urutan yang salah, kata-kata melompat dan kadang-kadang kata kata yang mirip dengan kata lain
• Kesulitan mengasosiasikan kata-kata individual dengan makna yang benar mereka
• Kesulitan dengan pencatat waktu dan konsep waktu, ketika melakukan tugas tertentu
• Kesulitan dengan kemampuan organisasi
• Karena ketakutan untuk berbicara salah, beberapa anak menjadi malu atau ditarik dan menjadi pengganggu dari ketidakmampuan mereka untuk memahami petunjuk-petunjuk sosial di lingkungan mereka
• Kesulitan memahami instruksi cepat, berikut lebih dari satu perintah pada satu waktu atau mengingat urutan hal-hal
• Anak-anak dengan disleksia mungkin gagal untuk melihat (dan kadang-kadang mendengar) persamaan dan perbedaan dalam huruf dan kata, mungkin tidak mengenali jarak yang mengatur huruf menjadi kata-kata yang terpisah, dan mungkin tidak dapat suara dari pelafalan dari kata asing.
Salah satu kesalahpahaman utama disleksia adalah menulis kata-kata mundur atau huruf bergerak saat membaca. Ini adalah populasi yang sangat kecil dyslexics. Guru atau instruktur yang lebih baik dapat mengidentifikasi anak disleksia saat menulis mereka sepertinya tidak sesuai dengan tingkat kecerdasan mereka dari pengamatan sebelumnya: umum. Tanda Kalimat sering berisi tampak, serupa tapi kata yang tidak berhubungan di tempat yang dimaksud (apa atau inginkan, mengatakan atau melihat, bantuan atau diadakan, jalankan atau bersenang-senang, jatuh atau jatuh, ke atau juga, dll).
SUMBER :
www.wikipedia.org

PENYEBAB DISLEKSIA

Otak disleksia berbeda dari otak biasa. Studi telah menunjukkan perbedaan dalam anatomi, organisasi dan fungsi otak disleksia dibandingkan dengan non-disleksia otak.
Beberapa orang menyarankan bahwa orang disleksia cenderung lebih 'otak kanan thinkers'. para pemikir '. Belahan otak kanan dikaitkan dengan lateral, kreatif
dan proses berpikir visual.

Disleksia tidak berhubungan dengan ras, latar belakang sosial atau kemampuan ntelektual tetapi ada kecenderungan untuk disleksia untuk berjalan dalam keluarga dan ini enunjukkan bahwa perbedaan otak yang menyebabkan disleksia mungkin turun temurun.

Perbedaan neurologis memiliki pengaruh pemberian orang yang disleksia tertentu cara berpikir dan belajar. Hal ini biasanya berarti bahwa disleksia orang memiliki pola kemampuan kognitif yang menunjukkan kekuatan dan bidang kelemahan

SUMBER :
www.wikipedia.org

DEFINISI DISLEKSIA

Disleksia adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis. Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan, termasuk dari atas ke bawah.
Disleksia dianggap hasil dari cacat neurologis meskipun bukan cacat intelektual. Namun orang yang menderita disleksia ini tidak terganggu dalam perkembangan kemampuan standar yang lain seperti kecerdasan, kemampuan menganalisa dan juga daya sensorik pada indera perasa.
Terminologi disleksia juga digunakan untuk merujuk kepada kehilangan kemampuan membaca pada seseorang dikarenakan akibat kerusakan pada otak. Disleksia pada tipe ini sering disebut sebagai "Alexia". Selain mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis, disleksia juga ditenggarai juga mempengaruhi kemampuan berbicara pada beberapa pengidapnya.
Para peneliti menemukan disfungsi ini disebabkan oleh kondisi dari biokimia otak yang tidak stabil dan juga dalam beberapa hal akibat bawaan keturunan dari orang tua.

SUMBER :
www.wikipedia.org

Rabu, 31 Maret 2010

Mekanisme Autis

Gejala-gejala autisme hasil dari perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pematangan di berbagai sistem otak. Bagaimana autisme terjadi belum dipahami dengan baik. Mekanismenya dapat dibagi menjadi dua bagian: patofisiologi dari struktur dan proses otak yang berhubungan dengan autisme, dan neuropsikologi keterkaitan antara struktur otak dan perilaku. Perilaku tampaknya memiliki beberapa pathophysiologies.
www.wikipedia.org

AUTISME dalam DIAGNOSTIC and STATISTICAL MANUAL of MENTAL DISORDER R-IV

Autisme dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder R-IV merupakan salah satu dari lima jenis gangguan dibawah payung PDD (Perpasive Development Disorder) di luar ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan ADD (Attention Deficit Disorder). Gangguan perkembangan perpasiv (PDD) adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan beberapa kelompok gangguan perkembangan di bawah (umbrella term) PDD, yaitu:
1. Autistic Disorder (Autism) Muncul sebelum usia 3 tahun dan ditunjukkan adanya hambatan dalam interaksi sosial, komunikasi dan kemampuan bermain secara imaginatif serta adanya perilaku stereotip pada minat dan aktivitas.
2. Asperger’s Syndrome Hambatan perkembangan interaksi sosial dan adanya minat dan aktivitas yang terbatas, secara umum tidak menunjukkan keterlambatan bahasa dan bicara, serta memiliki tingkat intelegensia rata-rata hingga di atas rata-rata.
3. Pervasive Developmental Disorder – Not Otherwise Specified (PDD-NOS) Merujuk pada istilah atypical autism, diagnosa PDD-NOS berlaku bila seorang anak tidak menunjukkan keseluruhan kriteria pada diagnosa tertentu (Autisme, Asperger atau Rett Syndrome).
4. Rett’s Syndrome Lebih sering terjadi pada anak perempuan dan jarang terjadi pada anak laki-laki. Sempat mengalami perkembangan yang normal kemudian terjadi kemunduran/kehilangan kemampuan yang dimilikinya; kehilangan kemampuan fungsional tangan yang digantikan dengan gerakkan-gerakkan tangan yang berulang-ulang pada rentang usia 1 – 4 tahun.
5. Childhood Disintegrative Disorder (CDD) Menunjukkan perkembangan yang normal selama 2 tahun pertama usia perkembangan kemudian tiba-tiba kehilangan kemampuan-kemampuan yang telah dicapai sebelumnya.
Diagnosa Perpasive Develompmental Disorder Not Otherwise Specified (PDD – NOS) umumnya digunakan atau dipakai di Amerika Serikat untuk menjelaskan adanya beberapa karakteristik autisme pada seseorang (Howlin, 1998: 79). National Information Center for Children and Youth with Disabilities (NICHCY) di Amerika Serikat menyatakan bahwa Autisme dan PDD – NOS adalah gangguan perkembangan yang cenderung memiliki karakteristik serupa dan gejalanya muncul sebelum usia 3 tahun. Keduanya merupakan gangguan yang bersifat neurologis yang mempengaruhi kemampuan berkomunikasi, pemahaman bahasa, bermain dan kemampuan berhubungan dengan orang lain. Ketidakmampuan beradaptasi pada perubahan dan adanya respon-respon yang tidak wajar terhadap pengalaman sensoris seringkali juga dihubungkan pada gejala autisme.

SUMBER :
http://id.wikipedia.org/wiki/Autisme

Rabu, 17 Maret 2010

JENIS-JENIS TERAPI atau INTERVENSI BAGI ANAK AUTISME

Ada beberapa macam jenis terapi sebagai tatalaksana autisme/intervensi untuk anak autis. Jenis terapi yang diperlukan dan sesuai untuk tiap individu bisa berbeda-beda tergantung keadaan masing-masing anak. Sebagian anak autis mungkin ada yang memerlukan beberapa jenis terapi yang dilakukan secara terpadu. Beberapa jenis terapi yang ada antara lain ialah:
A. Terapi perilaku dengan metode ABA (Applied Behavioral Analysis/metoda Lovaas).
B. Terapi wicara (speech and language therapy).
C. Terapi fisik dan okupasi (physical and Occupational Therapy (OT) & Sensory Integration (SI).
D. Diet Casein Free (CF), Glutten Free (GF), bila diperlukan juga Sugar Free (SF). Juga menghindari
pengawet makanan, perasa buatan, MSG dan pewarna buatan.
E. Terapi medis berupa obat atau Intervensi Biomedis berupa pemberian suplemen & vitamin mega
dosis (jika diperlukan, atau plus kelasi).
F. Terapi dengan metode Floor Time dengan pendekatan interaktif antara anak dengan
orangtua/keluarga.
Nama-nama terapi lainnya : Auditory Integration Training (AIT), cara berkomunikasi dengan Picture Exchange Communication System (PECS) atau penggunaan Computerised Pictograph (COMPIC), Terapi Musik, Brain Gym, Metoda Glenn Doman, dan lain-lain.
Sumber :
http://puterakembara.org/kpa/kampanye.pdf

PENYEBAB AUTISME

Telah lama diduga bahwa ada penyebab umum di genetik, kognitif, dan tingkat saraf yang khas untuk autisme gejala tiga serangkai. Namun, ada peningkatan kecurigaan bahwa autisme adalah kelainan yang kompleks, bukan aspek-aspek inti yang memiliki penyebab yang berbeda co-sering terjadi.
Penghapusan, duplikasi dan inversi adalah kelainan kromosom yang telah terlibat dalam autisme.
Autisme memiliki dasar genetika yang kuat, walaupun genetika autis sangat rumit dan tidak jelas apakah ASD dijelaskan lebih oleh jarang mutasi dengan efek utama, atau dengan multigene jarang interaksi Common varian genetik. Kompleksitas muncul karena interaksi di antara beberapa gen, lingkungan, dan epigenetik faktor-faktor yang tidak mengubah DNA tetapi diwariskan dan mempengaruhi ekspresi gen. Studi terhadap anak kembar menunjukkan bahwa heritabilitas adalah 0,7 untuk autisme dan setinggi 0,9 untuk ASD, dan saudara-saudara dari mereka yang autisme adalah sekitar 25 kali lebih cenderung menjadi autistik daripada populasi umum. Namun, sebagian besar mutasi yang meningkatkan risiko autisme belum diidentifikasi. Biasanya, autisme tidak dapat dilacak ke Mendel (single-gen) mutasi atau satu abnormalitas kromosom seperti sindrom X rapuh, dan tidak ada sindrom genetik yang terkait dengan ASDs telah ditunjukkan untuk selektif menyebabkan ASD. Banyak kandidat gen telah telah ditemukan, dengan hanya efek kecil berkaitan dengan gen tertentu. Banyaknya autistik individu dengan anggota keluarga tidak terpengaruh hasil dari jumlah salinan variasi-spontan penghapusan atau duplikasi dalam bahan genetik selama meiosis. Oleh karena itu, besar sebagian kecil dari kasus-kasus autisme dapat terlacak dengan penyebab genetik yang sangat diwariskan tetapi tidak Warisan: yaitu mutasi yang menyebabkan autisme tidak hadir dalam genom orangtua.
Beberapa baris menunjukkan bukti sinaptik disfungsi sebagai penyebab autisme. Beberapa mutasi jarang dapat mengakibatkan autis dengan mengganggu beberapa jalur sinaptik, seperti mereka yang terlibat dengan adhesi sel. Gene penggantian studi pada tikus menunjukkan bahwa gejala-gejala autistik berhubungan erat dengan perkembangan kemudian langkah-langkah yang bergantung pada aktivitas dan aktivitas sinapsis yang bergantung pada perubahan. Semua yang dikenal teratogen (agen yang menyebabkan cacat lahir) yang berkaitan dengan risiko autisme muncul untuk bertindak selama delapan minggu pertama dari konsepsi, dan meskipun hal ini tidak mengecualikan kemungkinan bahwa autisme dapat dimulai atau terpengaruh kemudian, itu adalah bukti kuat bahwa autisme muncul sangat awal dalam pembangunan. Meskipun bukti untuk menyebabkan lingkungan lainnya adalah anekdot dan belum dikonfirmasi oleh penelitian handal, ekstensif pencarian sedang dilakukan. Faktor-faktor lingkungan yang telah diklaim untuk berkontribusi atau memperburuk autisme, atau mungkin penting dalam penelitian di masa depan, termasuk makanan tertentu, penyakit menular, logam berat, pelarut, diesel knalpot, PCB, ftalat dan fenol digunakan dalam plastik produk, pestisida, brominated flame retardants, alkohol, merokok, obat-obatan terlarang, vaksin, dan pralahir stres. Orangtua mungkin pertama menyadari gejala-gejala autistik pada anak mereka sekitar waktu vaksinasi rutin, dan ini telah melahirkan teori-teori yang vaksin atau pengawet mereka menyebabkan autisme.. Meskipun teori ini kurang meyakinkan bukti ilmiah dan secara biologis tidak masuk akal, kekhawatiran orang tua tentang autisme telah mengarah ke tingkat yang lebih rendah dari masa kanak-kanak imunisasi dan kemungkinan lebih tinggi dari wabah campak.
SUMBER :
www.wikipedia.org

KLASIFIKASI AUTISME

Autisme adalah salah satu dari lima meluas gangguan perkembangan (PDD), yang ditandai oleh kelainan luas interaksi sosial dan komunikasi, dan kepentingan yang sangat terbatas dan sangat repetitif perilaku. Gejala ini tidak berarti sakit, kerapuhan, atau gangguan emosional.
Dari lima bentuk PDD, Asperger syndrome yang terdekat dengan autisme pada tanda-tanda dan kemungkinan menyebabkan; sindrom Rett dan gangguan disintegratif masa kanak-kanak berbagi dengan beberapa tanda-tanda autisme, tetapi mungkin memiliki penyebab yang tidak terkait; PDD tidak disebutkan secara spesifik (PDD-NOS; juga disebut atipikal autisme) didiagnosis ketika kriteria tidak terpenuhi untuk kekacauan yang lebih spesifik. Berbeda dengan autisme, orang-orang pengidap sindrom tidak substansial keterlambatan dalam perkembangan bahasa. Terminologi autisme dapat membingungkan, dengan autism, Asperger syndrome dan PDD-NOS sering disebut gangguan spektrum autisme (ASD) atau kadang-kadang gangguan autistik, sedangkan autisme itu sendiri sering disebut gangguan autistik, masa kanak-kanak autisme, atau autisme infantil. Pada artikel ini, autisme mengacu pada gangguan autistik klasik; dalam praktek klinis, meskipun, autisme, ASD, dan PDD sering digunakan secara bergantian. ASD, pada gilirannya, adalah himpunan bagian dari autisme yang lebih luas fenotipe, yang menggambarkan individu yang mungkin tidak memiliki ASD tetapi memiliki autistik-seperti ciri-ciri, seperti menghindari kontak mata.
Perwujudan autisme mencakup berbagai spektrum, mulai dari individu-individu dengan kerusakan yang parah-yang mungkin diam, cacat mental, dan terkunci dalam mengepakkan tangan dan goyang berfungsi tinggi individu-individu yang mungkin aktif tapi khas aneh pendekatan sosial, kepentingan yang difokuskan secara sempit, dan verbose, sok pintar komunikasi. Karena perilaku spektrum kontinu, batas-batas antara kategori diagnostik harus agak sewenang-wenang. Kadang-kadang sindrom dibagi menjadi rendah, menengah atau tinggi berfungsi autisme (LFA, MFA, dan HFA), berdasarkan IQ batas, atau pada berapa banyak dukungan memerlukan individu dalam kehidupan sehari-hari subdivisi ini tidak standar dan kontroversial. Autisme juga dapat dibagi menjadi syndromal dan non-syndromal autisme; syndromal autisme yang berhubungan dengan berat atau mendalam keterbelakangan mental atau sindrom bawaan dengan gejala fisik, seperti tuberous sclerosis. Walaupun individu dengan Sindrom Asperger cenderung berperforma lebih baik kognitif daripada mereka yang autisme, sejauh mana tumpang tindih antara Sindrom Asperger, HFA, dan non-syndromal autisme tidak jelas.
Beberapa studi telah melaporkan autisme diagnosa pada anak-anak karena hilangnya bahasa atau keterampilan sosial, sebagai lawan dari kegagalan untuk membuat kemajuan, biasanya 15-30 bulan. Validitas dari perbedaan ini tetap kontroversial; maka ada kemungkinan bahwa autisme regresif adalah subtipe tertentu, atau bahwa ada kontinum perilaku antara autisme dengan dan tanpa regresi.
Penelitian telah menyebabkan terhambat oleh ketidakmampuan untuk mengidentifikasi sub-populasi yang bermakna biologis dan dengan batas-batas tradisional antara disiplin ilmu psikiatri, psikologi, neurologi dan pediatri. Lebih baru teknologi seperti fMRI dan difusi tensor imaging dapat membantu mengidentifikasi secara biologis relevan fenotipe (diamati sifat-sifat) yang dapat dilihat di scan otak, untuk membantu lebih lanjut neurogenetic studi tentang autisme; salah satu contoh kegiatan diturunkan di daerah wajah Fusiformis dari otak, yang diasosiasikan dengan gangguan persepsi orang terhadap benda-benda. Ini telah diusulkan untuk mengklasifikasikan menggunakan genetika autisme serta perilaku.

Sumber
www.wikipedia.org

Selasa, 16 Maret 2010

KARAKTERISTIK AUTISME

Autisme adalah sangat variabel gangguan perkembangan saraf yang pertama kali muncul selama masa bayi atau masa kanak-kanak, dan pada umumnya mengikuti kursus yang stabil tanpa pengampunan. Gejala terbuka secara bertahap dimulai setelah usia enam bulan, menjadi usia yang didirikan oleh dua atau tiga tahun, dan cenderung terus sampai dewasa, meskipun sering kali dalam bentuk yang lebih terdengar. Itu tidak dibedakan oleh satu gejala, tetapi oleh tiga serangkai karakteristik gejala: gangguan dalam interaksi sosial, gangguan dalam komunikasi; dan dibatasi minat dan perilaku berulang-ulang.. Aspek-aspek lain, seperti atipikal makan, juga umum namun tidak penting untuk diagnosis. Autism gejala individual terjadi di populasi umum dan muncul jangan bergaul tinggi, tanpa garis yang memisahkan tajam patologis parah dari ciri-ciri umum.

Pembangunan sosial
Membedakan defisit sosial yang terkait autisme dan gangguan spektrum autisme (ASD; lihat Klasifikasi) dari gangguan perkembangan lain. Orang-orang dengan autisme memiliki gangguan sosial dan sering tidak memiliki intuisi tentang orang lain bahwa banyak orang mengambil begitu saja. Tercatat autistik Temple Grandin menggambarkan ketidakmampuan untuk memahami komunikasi sosial dari neurotypicals, atau orang-orang yang normal perkembangan saraf, seperti meninggalkan dia merasa "seperti seorang antropolog di Mars".
Pembangunan sosial yang tidak biasa menjadi jelas pada awal masa kanak-kanak. Bayi autistik menunjukkan kurang perhatian pada rangsangan sosial, tersenyum dan melihat orang lain lebih jarang, dan kurang merespon nama mereka sendiri. Autis balita lebih mencolok berbeda dari norma-norma sosial, misalnya, mereka memiliki lebih sedikit kontak mata dan berbalik mengambil, dan lebih mungkin untuk berkomunikasi dengan memanipulasi tangan orang lain. Tiga sampai lima tahun anak-anak autistik cenderung tidak menunjukkan pemahaman sosial, pendekatan yang lain secara spontan, meniru dan menanggapi emosi, berkomunikasi tanpa kata-kata, dan bergantian dengan orang lain. Namun, mereka membentuk lampiran untuk pengasuh utama mereka. Sebagian besar anak-anak autis sedang menampilkan kurang lampiran keamanan dari non-autistik anak-anak, walaupun perbedaan ini hilang pada anak-anak dengan perkembangan mental yang lebih tinggi atau kurang parah ASD. Anak yang lebih besar dan orang dewasa dengan ASD melakukan lebih buruk pada tes pengenalan wajah dan emosi.
Bertentangan dengan kepercayaan umum, anak-anak tidak autistik lebih suka sendirian. Membuat dan mempertahankan persahabatan seringkali terbukti sulit bagi mereka yang autisme. Bagi mereka, kualitas persahabatan, bukan jumlah teman-teman, memprediksi bagaimana mereka merasa kesepian. Fungsional persahabatan, seperti yang mengakibatkan undangan ke pesta, dapat mempengaruhi kualitas hidup yang lebih mendalam. [24]
. Ada banyak laporan anekdotal, tetapi hanya sedikit penelitian sistematis, agresi dan kekerasan pada individu dengan ASD.. Data terbatas menunjukkan bahwa, pada anak-anak dengan keterbelakangan mental, autisme dikaitkan dengan agresi, penghancuran harta benda, dan amukan.. Sebuah studi 2007 mewawancarai orangtua dari 67 anak-anak dengan ASD dan melaporkan bahwa sekitar dua-pertiga dari anak-anak periode parah mengamuk dan sekitar sepertiga mempunyai sejarah agresi, dengan amukan jauh lebih umum daripada non-bahasa anak-anak autis dengan gangguan . A 2008 Swedia studi menemukan bahwa, individu yang berusia 15 atau lebih dipulangkan dari rumah sakit dengan diagnosis ASD, mereka yang melakukan kejahatan kekerasan secara signifikan lebih cenderung memiliki kondisi psikopatologis lain seperti psikosis.
Komunikasi
Sekitar sepertiga atau setengah dari individu dengan autisme tidak cukup mengembangkan pidato alam untuk memenuhi kebutuhan komunikasi sehari-hari mereka. Perbedaan dalam komunikasi yang mungkin ada dari tahun pertama kehidupan, dan mungkin termasuk menunda onset mengoceh, gerak-gerik yang tidak biasa, berkurang responsif, dan pola vokal yang tidak disinkronkan dengan pengasuh. Pada tahun kedua dan ketiga, anak-anak autistik memiliki kurang sering dan kurang beragam mengoceh, konsonan, kata, dan kombinasi kata; gerakan mereka kurang sering terintegrasi dengan kata-kata. Anak-anak autistik cenderung tidak membuat permintaan atau berbagi pengalaman, dan lebih cenderung hanya mengulang orang lain 'kata-kata (echolalia) atau sebaliknya pronomina. Bersama perhatian tampaknya fungsional diperlukan untuk berbicara, dan defisit di perhatian bersama bayi tampaknya membedakan dengan ASD: misalnya, mereka mungkin melihat sebuah tangan menunjuk bukannya menunjuk-pada objek, dan mereka konsisten gagal untuk menunjuk objek untuk mengomentari atau berbagi pengalaman. Autistic anak mungkin memiliki kesulitan dengan permainan imajinatif dan dengan simbol berkembang ke dalam bahasa.
. Dalam studi sepasang, berfungsi tinggi autistik anak-anak berusia 8-15 sama juga dilakukan, dan orang dewasa lebih baik daripada secara individual sesuai dengan bahasa dasar kontrol pada tugas-tugas yang melibatkan kosakata dan ejaan. Kedua kelompok dilakukan autistik lebih buruk daripada di kompleks kontrol tugas bahasa seperti bahasa kiasan, pemahaman dan kesimpulan. Seperti orang-orang sering menaksir awalnya dari bahasa dasar mereka keterampilan, studi-studi ini menunjukkan bahwa orang-orang berbicara kepada individu autistik lebih cenderung melebih-lebihkan apa yang audiens mereka memahami.

Perilaku berulang
Individu autistik menampilkan banyak bentuk Pembatasan berulang atau perilaku, yang berulang-Revisi Skala Perilaku (RBS-R) mengkategorikan sebagai berikut.
Seorang anak laki-laki dengan autisme, dan garis tepat mainan ia
• Stereotypy adalah gerakan berulang, seperti mengepakkan tangan, membuat suara, kepala menggelinding, atau goyang tubuh.
• Perilaku kompulsif dimaksudkan dan muncul untuk mengikuti aturan, seperti mengatur objek dalam tumpukan atau baris.
• . Kesamaan adalah penolakan terhadap perubahan, misalnya, bersikeras bahwa furnitur tidak dapat dipindahkan atau menolak untuk menjadi terganggu.
• Perilaku ritualistik melibatkan pola sebangun kegiatan sehari-hari, misalnya menu yang tidak berubah atau ritual ganti. Hal ini terkait erat dengan kesamaan dan validasi independen telah menyarankan menggabungkan dua faktor.
• . Pembatasan perilaku terbatas fokus, bunga, atau aktivitas, seperti keasyikan dengan satu program televisi, mainan, atau permainan.
• Melukai diri termasuk melukai atau gerakan yang dapat melukai orang, seperti mata menyembul, kulit yang memetik, menggigit tangan, dan memukul-mukul kepala. [3] Sebuah penelitian 2007 melaporkan bahwa cedera diri di beberapa titik yang terkena dampak sekitar 30% dari anak-anak dengan ASD .
Tidak ada satu perilaku yang berulang-ulang tampaknya khusus untuk autisme, tetapi hanya autisme muncul dengan pola peningkatan kejadian dan keparahan perilaku ini.

Gejala lain
Autistik individu mungkin memiliki gejala yang independen terhadap diagnosis, tapi yang dapat mempengaruhi individu atau keluarga Diperkirakan 0,5% sampai 10% dari orang dengan ASD menunjukkan kemampuan luar biasa, mulai dari keterampilan sempalan seperti menghafal hal sepele dengan bakat luar biasa luar biasa langka autis savant. Banyak individu dengan ASD menunjukkan keahlian yang unggul dalam persepsi dan perhatian, relatif terhadap populasi umum. indra kelainan yang ditemukan di lebih dari 90% dari mereka yang autisme, dan dianggap fitur inti oleh beberapa orang, meskipun tidak ada bukti kuat bahwa gejala sensorik membedakan autisme dari gangguan perkembangan lain. Perbedaan yang lebih besar untuk di-respons (misalnya, berjalan ke dalam hal-hal) daripada selama lebih-respons (misalnya , kesedihan dari suara keras) atau untuk mencari sensasi (misalnya, gerakan berirama). Diperkirakan 60% -80% dari orang autis motorik tanda-tanda yang mencakup otot miskin, miskin perencanaan motor, dan jari kaki berjalan; defisit dalam koordinasi motorik yang meresap di seluruh ASD dan autis lebih besar pada yang tepat.
Perilaku makan yang tidak biasa terjadi pada sekitar tiga perempat dari anak-anak dengan ASD, sejauh itu sebelumnya sebuah indikator diagnostik. Selektivitas adalah masalah yang paling umum, walaupun makan makanan ritual dan penolakan juga terjadi; ini tampaknya tidak mengakibatkan kekurangan gizi. Meskipun beberapa anak-anak autis juga memiliki gastrointestinal (GI) gejala, ada dipublikasikan ketat kurangnya data untuk mendukung teori bahwa anak-anak autistik memiliki lebih banyak atau gejala GI berbeda dari biasanya; laporan penelitian hasil yang bertentangan, dan hubungan antara GI masalah dan ASD tidak jelas.
. Orangtua anak-anak dengan ASD memiliki tingkat stres yang lebih tinggi. Saudara kandung anak-anak dengan laporan ASD kekaguman yang lebih besar dan lebih sedikit yang terkena dampak konflik dengan saudara kandung dari saudara kandung dari anak-anak atau mereka yang tidak terpengaruh dengan sindrom Down; saudara orang dengan ASD memiliki risiko yang lebih besar negatif kesejahteraan dan hubungan saudara miskin sebagai orang dewasa.
Sumber :
www.Wikipedia.org

DEFINISI AUTISME

Autisme adalah suatu gangguan perkembangan syaraf, ditandai dengan gangguan interaksi sosial dan komunikasi, dan perilaku terbatas dan berulang. Tanda-tanda ini semuanya dimulai sebelum anak berusia tiga tahun. Menurut Power (1989) karakteristik anak dengan autisme adalah adanya 6 gangguan dalam bidang:
• interaksi sosial,
• komunikasi (bahasa dan bicara),
• perilaku-emosi,
• pola bermain,
• gangguan sensorik dan motorik
• perkembangan terlambat atau tidak normal.
Autisme juga adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993).
Autis mempengaruhi pengolahan informasi dalam otak dengan mengubah cara sel-sel saraf dan sinaps menghubungkan dan mengatur; bagaimana hal ini terjadi belum dipahami dengan baik. Dua lainnya spektrum autisme disorders (ASD) adalah sindrom Asperger, yang tidak memiliki keterlambatan dalam perkembangan kognitif dan bahasa, dan PDD-NOS, didiagnosis saat penuh kriteria untuk gangguan dua lainnya tidak terpenuhi.

Sumber :

www.wikipedia.org
http://puterakembara.org/kpa/kampanye.pdf

Jumat, 19 Februari 2010

School Phobia

School Phobia ini banyak terjadi pada anak-anak. School Phobia adalah suatu kecemasan atau ketakutan ataupun ketidaknyamanan di sekolah yang dirasakan oleh anak-anak. Mereka lebih nyaman dimana saja daripada di sekolah. School Phobia ini berbeda dengan School Refusal, School Refusal mengalami Distrss emosional yang berkaitan dengan masuk sekolah seperti anxietas atau depresi. Orang tua menyadari absennya anak dari sekolah dan anak seringkali membujuk orang tua untuk mengijinkannya tinggal dirumah serta waktu sekolah dihabiskan dirumah ini terjadi karena menurutnya rumah adalah tempat yang paling aman dan secure.
School Phobia juga sering disamarkan dengan gangguan cemas perpisahan. Gangguan cemas perpisahan sangat tergantung dengan gejala-gejala yang lain dan membuat fungsi yang lain terganggu. Gangguan cemas perpisahan ini selalu teringat akan rumah dan figure yang dekat dengannya saat berada disekolah. School Phobia terjadi pada anak laki-laki usia > 10 tahun dan dari sosioekonomi yang tinggi sedangkan anak-anak yang takut dipisahkan yang terjadi pada wanita berusia kuarang dari 10 tahun. School Phobia yang terjadi pada anak-anak akan menimbulkan atau meningkatkan resiko untuk terjadi depresi dan cemas pada masa dewasa.
School Phobia dapat ditanggulangi dengan cara Disensitisasi Sistematik, yaitu terapis menolong anak menulis tingkat kecemasan dari yang rendah sampai level yang tinggi kemudian direlaksasi. Setelah dilatih relaksasi anak tersebut diminta untuk melakukan relaksasi setelah dia membanyangkan apa yang dia cemaskan. Prolonged Exposure, yaitu anak dipaparkan pada hal-hal yang dia cemaskan sehingga akan mencetuskan reaksi psikologis. Modeling, yaitu anak mengobservasi orang lain yang berinteraksi secara adaptif pada object yang ditakuti. Cognitive Self Management, yaitu anak mengeluarkan kata-kata yang menguatkan dirinya, seperti “saya berani dan mampu menjaga diri saya sendiri”.

Sumber: http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/42940f391e452946a99c5d2ee9d866bb5d924bb7.pdf