Kamis, 22 Oktober 2009

Kesehatan Mental

1. Jelaskan pendapat Allport dalam membahas manusia

Allport lebih optimis tentang kodrat manusia yang positive, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung. Sifat manusia yang tampak bersumber pada masa kanak-kanak. Orang yang sehat tidak di dorong oleh konflik tak sadar yang ada di dalam diri mereka tetapi kekuatan tak sadar merupakan pengaruh yang penting pada tingkah laku orang dewasa yang neurotis.
Kepribadian yang matang tidak dikontrol oleh trauma dan konflik masa kanak-kanak. Orang neurotis terikat pada pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak tetapi orang yang sehat, bebas dari paksaan masa lampau. Pandangan orang yang sehat adalah ke depan, peristiwa kontemporer, yang akan dating dan tidak mundur kepada peristiwa masa kanak-kanak.
Allport berpendapat bahwa kepribadian yang sehat tidak dibimbing oleh kekuatan-kekuatan tak sadar atau pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, malahan kita didorong lebih oleh rencana-rencana untuk masa depan. Segi sentral dari kepribadian kita adalah intensi kita yang sadar dan sengaja, yakni; harapan-harapan, aspirasi-aspirasi dan impian-impian.
Manusia yang sehat memiliki kebutuhan terus-menerus akan variasi, akan sensasi-sensasi dan tantangan baru, mereka mencari pengalaman, mengambil resiko, berspekulasi dan menyelidiki hal-hal baru. Allport percaya bahwa hanya melalui pengalaman-pengalaman dan risiko-risiko yang dapat membuat manusia bertumbuh. Konsepsi Allport tentang kepribadian sehat adalah dimana seseorang tidak dapat mencapai tujuan dan cita-citanya, meskipun subtujuan sudah tercapai pasti individu akan merencanakan sesuatu lagi. Orang-orang yang sehat melihat ke masa depan dan hidup dalam masa depan.

2. Jelaskan perkembangan proprium sebagai dasar perkembangan kepribadian yang sehat

Proprium merupakan suatu prasyarat suatu kepribadian yang sehat. Proprium berkembang dari masa bayi sampai adolesensi, dimana terdapat 7 tingkatan yang masing-masing berkembang sesuai tahapannya, yakni:
· “Diri” jasmani
· Identitas diri
· Harha diri
· Perluasan diri
· Gambaran diri
· Diri sebagai pelaku rasional
· Perjuangan proprium
Dengan berkembangnya 7 tingkatan tersebut, intensitas, aspirasi, dan harapan mendorong kepribadian yang matang.
Tingkatan tersebut sangat penting untuk kepribadian yang sehat namun jika terjadi suatu kegagalan dalam tingkatan tersebut akan melumpuhkan tingkat berikutnya dan menghambat intregasi harmonis dalam proprium.

3. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri kepribadian yang matang menurut Allport

Terdapat 7 kriteria kematangan yang menurut Allport tentang sifat-sifat khusus dari kepribadian sehat :
1. Perluasan Perasaan Diri
Ketika orang menjadi matang, dia mengembangkan perhayian-perhatian di luar dirinya tetapi tidak cukup hanya berinteraksi pada seseorang saja, orang harus menjadi partisipan yang langsung dan penuh. Orang harus meluaskan diri ke dalam aktivitas. Semakin seseorang terlibat sepenuhnya dengan berbagai aktivitas atau orang, maka dia semakin sehat secara psikologis serta diri menjadi tertanam dalam aktivitas yang penuh arti dan aktivitas ini menjadi perluasan perasaan diri.
2. Hubungan Diri yang Hangat dengan Orang-orang lain
Allport membedakan 2 macam kehangatan dalam hubungan dengan orang lain: kapasitas untuk keintiman dan kapasitas untuk perasaan terharu. Orang yang sehat secara psikologis mampu memperlihatkan keintiman (cinta) terhadap orang tua, anak, partner dan teman akrab, ini adalah suatu perasaan perluasan diri yang berkembang dengan baik. Cinta dari orang yang sehat adalah tanpa syarat, tidak melumpuhkan atau mengikat.
Perasaan terharu adalah pemahaman tentang kondisi dasar manusia dan perasaan kekeluargaan dengan semua bangsa. Sebagai hasil dari kapasitas untuk perasaan terharu, kepribadian yang matang, sabar terhadap tingkah laku orang lain dan tidak mengadili atau menghukumnya. Orang yang sehat menerima kelemahan orang lain dan mengetahui bahwa dia memiliki kelemahan yang sama.
3. Keamanan Emosional
Sifat dari kepribadian yang sehat meliputi penerimaan diri, yakni, mampu menerima semua segi dari mereka, termasuk kelemahan dan kekurangan tanpa menyerah secara pasif pada kelemahan dan kekurangan. Kepribadian yang sehat mengontrol emosinya sehingga tidak menganggu aktivitas antar pribadi, bukan merupakan represi tetapi diarahkan kembali ke dalam saluran-saluran yang lebih konstruktif.
Orang-orang yang matang tidak dapat begitu sabar terhadap kekecewaan, tidak dapat begitu menerima diri, atau tidak dapat begitu banyak mengontrol emosi mereka, jika mereka tidak merasakan suatu perasaan dasar akan keamanan.
4. Persepsi Realistis
Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif sedangkan orang neurotis harus mengubah realitas sesuai dengan keinginan, kebutuhan dan ketakuatn mereka sendiri. Orang yang sehat menerima realitas sebagaimana adanya.
5. Ketrampilan-ketrampilan dan Tugas-tugas
Pekerjaan dan tanggung jawab memberikan arti dan perasaan kontinuitas untuk hidup. Tidak mungkin mencapai kematangan dan kesehatan psikologis yang positif tanpa melakukan pekerjaan yang penting dan melakukannya dengan dedikasi, komitmen dan keterampilan-keterampilan.
6. Pemahaman Diri
Pengenalan diri yang memadai menuntut pemahaman tentang hubungan atau perbedaan antara gambaran tentang diri yang dimiliki seseorang dengan dirinya menurut keadaan sesungguhnya. Semakin dekat gagasan tersebut, maka individu juga semakin matang. Orang yang sehat terbuka pada pendapat orang-orang lain dalam merumuskan suatu gambaran diri yang objektif.
7. Filsafat Hidup yang Mempersatukan
Orang yang sehat melihat ke depan, didorong oleh tujuan dan rencana jangka panjang serta mempunyai perasaan akan tujuan, tugas untuk bekerja sampai selesai, memberi kontinuitas bagi kepribadian mereka. Allport menekankan bahwa nilai sangat penting bagi perkembangan suatu filsafat hidup yang mempersatukan.
Suara hati juga berperan dalam suatu filsafat hidup yang mempersatukan. Allport mengemukakan perbedaan antara suara hati yang matang dan tidak matang atau neurotis. Suara hati yang tidak matang sama seperti suara hati anak-anak, yang patuh dan membudak, penuh dengan pembatasan-pembatasan dan larangan-larangan yang dibawa sejak masa kanak-kanak sampai masa dewasa. Suara hati yang matang adalah suatu perasaan kewajiban dan tanggung jawab kepada diri sendiri dan kepada orang lain, dan mungkin berakar dalam nilai-nilai agama atau nilai-nilai etis.

4. Jelaskan perkembangan kepribadian Self menurut Rogers

Anak mulai membedakan penggunaan kata “aku” dan “kepunyaanku”, anak juga mengembangkan kemmpuan utuk membedakan apa yang menjadi miliknya atau bagian dari dirinya dan semua benda yang dilihatnya, didengar, diraba, dan diciumnya ketika dia mulai membentuk suatu gambaran tentang siapa dia, dengan kata lain dia mengembangkan suatu pengertian diri atau self-concept.
Self-concept mengambarkan dia akan menjadi siapa atau mungkin ingin menjadi siapa. Secara khusus bagaimana diri itu berkembang apakah menjadi sehat atau tidak, tergantung pada cinta yang diterima oleh anak dalam masa kecil. Dalam proses perkembangan diri, anak memerlukan kebutuhan cinta dan kebutuhan tersebut disebut positive regards.
Positive regards adalah suatu penghargaan yang diterima oleh anak melalui rasa cinta dan ksih sayang tetapi anak akan menjadi kecewa bila mendapatkan celaan dan kurang rasa cinta dan kasih sayang.
Self-concept sangat dipengaruhi oleh peranan ibu yang memberikan positive regards atau celaan. Anak mengharapkan bimbingan tingkah laku dari orang lain bukan dari dirinya sendiri. Anak yang merasa kecewa membutuhkan positive regards yang kuat dan mengerahkan energi serta pikiran. Situasi ini menegmbangkan “penghargaan positive bersyarat”(conditional positive regards), ini berarti anak merasakan perasaan harga diri hanya pada syarat-syarat tertentu. Anak menjadi defensive yang sewaktu-waktu terjadi kecemasan, sebagai akibat sikap defensive kebebasan individu terbatas, kodrat yang sejati tidak dapat diungkap sepenuhnya. Diri tidak dibiarkan beraktualisasi sepenuhnya karena individu tidak dapat berinteraksi sepenuhnya dan terbuka dengan lingkungan, maka mereka mengembangkan “ketidakharmonisan”, dengan kata lain mereka tidak dapat mengembangkan kepribadian-kepribadian yang sehat.
Kita sudah membicarakan perkembangan kepribadian yang tidak sehat, maka sekarang kita akan membahas perkembangan kepribadian yang sehat.
Syarat utama kepribadian sehat adalah “penghargaan positive tanpa syarat”(unconditional positive regards). Hal ini berkembang apabila ibu memberikan cinta dan kasih sayang tanpa memperhatikan bagaimana anak bertingkah laku. Anak-anak yang bertumbuh dengan perasaan unconditional positive regards tidak akan mengembangkan syarat-syarat penghargaan, dia dapat mengambil bagian dalam kehidupan dengan bebas dan sepenuhnya. Diri adalah dalam dan luas, karena diri itu mengandung semua pikiran dan perasaan yang mampu diungkapkan orang itu dan diri juga fleksibel dan terbuka kepada pengalaman baru serta tidak ada bagian dari diri yang dilumpuhkan atau terhambat dalam ungkapannya.
Orang ini bebas dalam mengaktualisasi diri dan mengembangkan seluruh potensinya dan dapat maju ke tujuan terakhir, yakni menjadi orang yang berfungsi sepenuhnya.

5. Jelaskan peranan positive regards dalam kepribadian individu

Positive regards sangat dibutuhkan agar individu mempunyai kepribadian yang sehat. Pada waktu “diri” sedang berkembang maka anak juga belajar membutuhkan cinta dan kebutuhan tersebut, disebut positive regards. Setiap anak terdorong untuk mencari positive regards tetapi tidak setiap anak menemukan kepuasan yang cukup akan kebutuhan tersebut. Anak akan puas jika dia menerima kasih sayang, cinta dan persetujuan dari orang lain namun jika dia kurang mendapat cinta dan kasih sayang serta mendapatkan celaan, maka dia akan merasa kecewa.

6. Jelaskan cirri-ciri orang yang berfungsi sepenuhnya menurut Rogers

1. Keterbukaan pada Pengalaman
Keterbukaan pada pengalaman adalah lawan dari sikap defensive. Setiap pendirian dan perasaan yang berasal dari dalam dan luar disampaikan ke system syaraf organisme tanpa distorsi atau larangan. Kepribadian adalah fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman-pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tetapi juga menggunakannya dalam membuka kesempatan-kesempatan persepsi dan ungkapan baru. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat dikatakan lebih “emosional”, yakni mengalami banyak emosi yang bersifat positif dan negative (baik kegembiraan atau kesusahan).
2. Kehidupan Eksistensial
Orang yang berfungsi sepenuhnya tidak memiliki diri berprasangka atau tidak harus mengontrol emosi atau memanipulasi pengalaman-pengalaman, sehingga bebas berpartisipasi di dalamnya. Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat menyesuaikan diri karena struktur diri terus terbuka kepada pengalaman baru dan kepribadian tersebut tidak kaku atau tidak dapat diramalkan.
3. Kepercayaan Terhadap Organisme Orang Sendiri
Orang yang berfungsi sepenuhnya dapat bertindak menurut impuls-impuls yang timbul seketika dan intuitif. Dalam tingkah laku banyak spontanitas dan kebebasan, tetapi tidak sama dengan bertindak terburu-buru atau sama sekali tidak memperhatikan konsekuensi-konsekuensinya, maka orang yang sehat percaya akan keputusan mereka seperti mereka percaya akan diri mereka sendiri.
4. Perasaan Bebas
Orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki suatu perasaan berkuasa secara pribadi mengenai kehidupan dan percaya bahwa masa depan tergantung pada dirinya, tidak diatur oleh tingkah laku, keadaan atau peristiwa-peristiwa masa lampau.
5. Kreativitas
Semua orang yang berfungsi sepenuhnya sangat kreatif. Menurut Rogers, orang-orang yang berfungsi sepenuhnya memiliki kreativitas dan spontanitas untuk menaggulangi perubahan-perubahan traumatis sekalipun, seperti dalam pertempuran atau bencana-bencana alamiah.

SUMBER :
SCHULTZ D. 1991. PSIKOLOGI PERTUMBUHAN; MODEL-MODEL KEPRIBADIAN SEHAT. Yogyakarta: Kanisius.

Sabtu, 10 Oktober 2009

Kesehatan Mental

Perbedaan Aliran Psikoanalisa, Behaviorisme dan Humanistik

Aliran Psikoanalisa :

  • Menganggap individu itu pincang .
  • Mengabaikan potensi yang dimiliki manusia.
  • Memeberikan gambaran pesemestis tentang kodrat individu karena menganggap individu adalah korban dari tekanan-tekanan biologis dalam konflik masa kanak-kanak .

Aliran Behaviorisme :

  • Mengabaikan potensi yang ada didalam individu.
  • Menganggap individu sebagai mesin yang sudah diatur sebelumnya.
  • Individu dapat memberikan respon jika ada stimulus dari luar dan individu tidak memiliki sikap diri sendiri.

Aliran Humanistik :

  • Memandang bahwa setiap individu memiliki kemampuan untuk lebih baik.
  • Individu dapat tumbuh berkembang untuk menjadi yang lebih baik sesuai keinginannya.
  • Percaya kodrat bahwa individu harus dapat mengatasi masa lampau secara biologis dan lingkungan.
  • Aliran ini tidak mengabaikan potensi yang dimiliki individu dan percaya pada kapasitas individu untuk memperluas, memperkaya dan memenuhi diri sendiri.

Kritikan Humanistik terhadap Psikoanalisa dan Behaviorisme

Humanisti terhadap Psikoanalisa

Psikoanalisa banyak membicarakan individu dalam sisi negativnya dan tidak melihat bahwa individu mempunyai potensi yang dapat dikembangkan. Psikoanalisa juga berbicara tentang konflik dan tekanan-tekanan yang dialami oleh individu tetapi menurut Humanistik individu dapat menekan tekanan-tekanan yang terjadi pada dirinya serta individu mempunyai potensi yang dapat dikembangkannya sesuai keinginannya.

Humanistik terhadap Behaviorisme

Behaviorisme berpendapat bahwa individu adalah sebuah mesin yang sudah diatur sebelumnya dan individu juga tidak punya sikap dirinya sendiri serta individu dapat memberikan respon jika ia mendapat stimulus dari orang lain. Individu juga tidak dapat melampaui konflik yang terjadi secara biologis dan lingkungan dan mengabaikan potensi yang dimiliki individu. Sedangkan Humanistik menekankan bahwa individu mempunyai potensi yang dapat dikembangkannya dan individu juga dapat melampaui konflik yang dialami secara biologis dan lingkungan. Jadi individu dapat tumbuh berkmbang dengan menekan kekuatan-kakuatan negative.

Sabtu, 03 Oktober 2009

Kesehatan Mental

Perbedaan Sigmund Freud dengan Erik H. Erikson

Sigmund Freud : Menganalisa Tindakan Mulai dari Titik sadar,

bayi sampai dewasa. Pada umumnya yang normal dan

kurang normal, tujuannya menolong individu.

Sumber utama dalam tahapan freud sumber utamanya

terdapat pada pemuasaan ( atau Frustasi ),berubah dari

Disuapi, Eliminasi, dan Akhirnya Aktivitas Seksual.

Erik H. Erikson : Perbedaan dan stabilitas dalam emosi,

kepribadian, dan hubungan sosial.

Penjelasan :

· Pada Sigmund Freud dalam tahapan Psikoseksualnya terdapat 5 tahapan, yaitu Oral, Anal, Phallic, Latency, dan Genital. Freud juga hanya meneliti tahapan perkembangan manusia hanya sampai dengan tahap dewasa.

· Pada Erik H. Erikson terdapat 8 tahapan, yaitu Kepercayaan dasar Vs Ketidakpercayaan, Autonomi Vs Rasa Malu dan Ragu, Inisiatif Vs Rasa Bersalah, Industri Vs Inferioritas, Identitas Vs Kekacauan Identitas, Intimasi Vs Isolasi, Produktivitas Vs Stagnasi, Integritas Ego Vs Putus Asa. Tahap-tahap tadi menjelaskan secara social bagaimana anak berkembang dari tahap bayi sampai masa tua. Pada tahapan ini juga menjelaskan secara emosional dan kepribadian dari masing-masing tahapan.

Erikson meneliti tahap perkembangan individu dengan sangat teliti dan juga luas, ia mampu menjelaskan tentang berbagai aspek pada tahapan tersebut sesuai dengan tahapan tersebut. Pada tahapan Erikson juga sangat berkasinambungan serta berlanjut sehingga sepertinya ia dapat memprediksi emosi, kepribadian dan hubungan social seseorang dari tahapan sebelumnya. Misalnya pada tahap sebelumnya indvidu sudah merasakan rasa malu-malu maka pada tahap selanjutnya ia akan merasa bersalah pada setiap hal yang dibuatnya serta tahap-tahap berikutnya jika ia tidak berubah maka pada masa tuanya ia akan merasa putus asa / ketidakpuasan dengan apa yang sudah dibuatnya pada waktu sebelumnya dan ia juga merasa bahwa ajal akan segera datang dan ia jiga takut menghadapinya.

Kesehatan Mental

CARA MELEPASKAN EMOSI

Nama : xxx

Alamat : salah satu perumahan di Jakarta

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 19 tahun

Pekerjaan : Mahasiswi

Ketika dia mendapatkan masalah dengan seseorang yang bisa membuat dia seperti orang depresi, dia akan menangis atau bercerita kepada orang lain, jika tidak ia akan merasa gemetar seperti akan menangis jika melihat orang yang menjadi sumber permasalahan ada didekatnya atau pada saat dia mengingat kejadian tersebut.

Untuk mengurangi emosi tersebut, ia bercerita kepada orang lain yang bisa dipercaya dan bisa memberi solusi serta me”netralkan” kembali perasaannya, salah satunya dengan menangis dan berusaha melupakan hal tersebut dan tidak ingin mengalaminya lagi.

Nama : xxx

Alamat : Salah satu perumahan di Bekasi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 20 tahun

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Bila seorang laki-laki ini mendapatkan masalah, biasanya hal yang sering dilakukan oleh dia adalah melempar,menendang dan memukul suatu benda. Namun jika dia tidak melakukan hal tersebut biasanya ia akan merasa pusing, karena tidak bisa melepaskan emosinya.

Jika dia sudah merasa pusing lebih baik dia melempar benda atau memukul benda seperti pohon, tembok, kaca atau menendang kaleng ataupun melempar batu.

Untuk mengurangi emosinya, ia biasanya melakukan hal-hal yang disebutkan diatas karena menurutnya itu bisa melampiaskan kemarahannya pada suatu benda dan jika dia sudah melakukannya dia akan merasa lebih tenang.

Seperti yang di paparkan diatas, emosi yang dirasakan adalah hal yang sering kita alami tetapi tergantung kita bagaimana cara melepas emosi tersebut. Seperti yang ada pada penelitian tersebut, sebagian lebih baik atau lebih suka memilih untuk melampiaskan kepada hal lain atau memindahkan emosinya terhadap objek lain. Seperti yang dikatan pandangan Psikoanalisa Freud tentang Defence Mechanism yaitu Displacement : melakukan pemindahan emosi terhadap objek lain. Sedangkan yang sebagian lebih suka melakukan Represi : melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan serta tidak ingin mengalaminya lagi.

Emosi juga sangat mempengaruhi perilaku dan pikiran kita kalau kita sedang emosi. Perilaku dapat menjelaskan apa yang sedang kita rasakan misalnya kalau kita sedang marah atau kesal terhadap orang lain pasti muka kesel, sebel dan perilaku kita tidak sabaran terkesan marah-marah. Tetapi kalau sedang sedih perilaku kita pasti terlihat malas-malasan serta kita lebih banyak diam dan tidak bersemangat. Hal ini seperti yang dikatakan oleh kleinggina & kleinggina tentang apa itu emosi.