Kamis, 24 Maret 2011

Kepadatan dan Kesesakan Lingkungan yang Menghasilkan Perilaku

KEPADATAN

Menurut Sundstrom, kepadatan adalah sejumlah manusia dalam setiap unit ruangan (dalam Wrightsman&Deaux, 1981). Kemudian menurut Sarwono (1992), yakni suatu keadaan akan dikatakan semakin padat bila jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu semakin banyak dibandingkan dengan luas ruangannya. Selain masalah ruangan, kepadatan juga menyebabkan adanya perubahan perilaku serta mempengaruhi kesehatan fisik serta psikologis seseorang.

Seperti halnya di Jakarta, kota Jakarta ini sudah banyak pemukiman-pemukiman padat penduduk yang mana jarak rumah hanya berbatas dinding atau sekat pembatas seperti yang dikatakan oleh Altman (1975) bahwa indicator kepadatan itu meliputi jumlah individu dalam sebuah kota, jumlah individu pada jumlah sensus, jumlah individu pada unit tempat tinggal, jumlah ruangan pada unit tempat tinggal, jumlah bangunan pada lingkungan sekitar dan lain-lain. Selain tempat tinggal ternyata lingkunganpun akan memberi pengaruh psikologis pada individu yang menempatinya. Seperti yang dikatakan Taylor (dalam Gifford, 1982) berpendapat bahwa lingkungan sekitar dapat merupakan sumber yang penting dalam mempengaruhi sikap, perilaku dan keadaan internal individu di suatu tempat tinggal. Kemudian Schorr (dalam Ittelson, 1974) mempercayai bahwa macam dan kualitas pemukiman dapat memberikan pengaruh penting terhdap persepsi diri penghuninya, stress dan kesehatan fisik, sehingga kondisi pemukiman ini tampak berpengaruh pada perilaku dan sikap-sikap orang yang tinggal disana. Semua ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang erat antara kepadatan dengan interaksi sosial (dalam Heimstra dan McFarling, 1978). Hal ini dapat menimbulkan stress dan seseorang yang mengalami stress cenderung agresi dan sulit berinteraksi atau membantu orang lain.

Perilaku agresi muncul karena situasi padat yang dialami individu dapat menumbuhkan frustasi dan kemarahan, serta pada akhirnya akan terbentuk perilaku agresi (Heimstra dan Mc Farling, 1978; Holahan, 1982). Hal ini diperkuat karena ada penelitian yang dilakukan oleh Bell (dalam Setiadi, 1991) mengatakan bahwa banyak hal yang negative akibat dari kepadatan salah satunya adalah peningkatan agresivitas pada anak-anak dan orang dewasa serta hilangnya minat berkomunikasi, kerjasama, dan tolong-menolong sesama anggota kelompok. Kemudian kepadatan juga memiliki hubungan dengan perilaku tolong menolong seperti yang dikatakan oleh Milgram (dalam Wrightsman & Deaux, 1984). Dalam teori ini menjelaskan bahwa kondisi yang padat yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti factor perbedaan individu, situasi, dan kondisi social mengakibatkan perolehan stimulus yang berlebihan, sehingga individu harus melakukan adaptasi dengan cara memilih stimulus-stimulus yang akan diterima dengan memberi sedikit perhatian terhadap stimulus lain yang masuk. Hal ini dapat dilakukan dengan menarik diri atau mengurangi kontak dengan orang lain, yang akhirnya dapat mempengaruhi perilaku menolong pada individu.

KESESAKAN

Menurut Rapoport (dalam Stokols dan Altman, 1987) mengatakan bahwa kesesakan adalah suatu evaluasi subjektif dimana besarnya ruang dirasa tidak mencukupi, sebagai kelanjutan dari persepsi langsung terhadap ruang yang tersedia. Kesesakan berhubungan erat dengan kepadatan namun kepadatan bukan satu-satunya syarat yang dapat menimbulkan kesesakan. Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, jika beberapa orang dalam suatu ruangan yang luas, dan ada seseorang pembuat keributan di ruangan itu. Orang lain yang terganggu yang tidak mampu mengusir si pembuat keributan akan menimbulkan perasaan cemas atau stres yang dapat mengurangi efektivitas respon pengatasan, lalu kesesakan privasi akan timbul. Sampai satu orang lainnya memukul pembuat keributan. Altman (1975) menerangkan bahwa tiap individu mempunyai tingkat privasi yang berbeda. Privasi yang diinginkan individu dapat dicapai dengan menggunakan mekanisme coping , verbal, non verbal dan perilaku teritori.

Sumber :

http://www.e-learning.gunadarma.ac.id/bab-4-kepadatan-dan-kesesakan.pdf (diunduh pada tanggal 24 Maret 2011. Pukul 20:55 WIB).