Kamis, 03 Juni 2010

PENANGANAN KETERGANTUNGAN TINGGI

1. Orang tua harus bisa menolak permintaan anak dengan memberikan alasan yang logis sehingga anak akan belajar bahwa tidak semua keinginannya akan terpenuhi.
2. Memberikan kesempatan pada anak untuk mencoba melakukan semuanya sendiri walaupun hasilnya tidak sesempurna jika dibantu orang tua atau orang lain. Memahamkan nilai berusaha sangat membantu anak untuk tidak bergantung kepada orang lain. Berhasil melakukan sesuatu atas usaha sendiri akan memunculkan perasaan puas.
3. Memberikan dorongan terhadap semua hal yang dilakukan anak. Yakinkan pada anak jika ia melakukan sendiri hal ini akan meningkatkan percaya diri dan kemandiriannya sehingga muncul sikap optimis. Namun, jangan memberikan pujian berlebihan pada anak.


Sumber:
Aziz, Rini Utami. 2006. Jangan Biarkan Anak Kita Tumbuh dengan Kebiasaan Buruk. Tiga Serangkai. Solo.

KETERGANTUNGAN TINGGI

Anak yang memiliki ketergantungan yang tinggi kepada orang lain adalah anak yang menjurus pada sikap manja. Beberapa hal yang menyebabkan kebiasaan ini muncul adalah
- Bantuan yang berlebihan
Bantuan berlebihan ini biasanya diberikan oleh orang tua atas dasar perasaan kasihan kepada anaknya. Orang tua membantu anak secara berlebihan dengan cara melayani semua kebutuhan anak tanpa membolehkan anak melakukannya sendiri.
- Sikap overprotektif Orang tua
Orang tua melindungi anak secara berlebihan. Anak tidak boleh melakukan apapun sendiri. Kondisi ini memunculkan perasaan dalam diri anak bahwa ia tidak bisa melakukan semua itu sehingga membuatnya memilih bersikap tergantung saja kepada orang lain.
- Perhatian yang berlebihan
Perlindungan yang berlebihan juga akan mengarahkan anak pada sikap manja dan ketergantungan tinggi kepada orang lain.
- Tidak pernah ada penolakan
Orang tua yang tidak pernah melakukan penolakkan terhadap semua keinginan anak akan membentuk kebiasaan anak yang terlalu bergantung kepada orang lain dan memiliki sifat manja.
Akibat yang muncul pada anak adalah anak akan merasa dirinya inferior karena tidak bisa bersifat mandiri seperti teman-temannya. Perasaan tidak mampu dan tidak berdaya ini akan makin menguat jika anak tidak diterima dilingkungannya, akibatnya anak akan sangat terpengaruh lingkungannya karena ia kurang memiliki kemandirian, semua akan bergantung pada orang lain. Akhirnya anak akan mengalami masalah dalam bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain.


Sumber :
Aziz, Rini Utami. 2006. Jangan Biarkan Anak Kita Tumbuh dengan Kebiasaan Buruk. Tiga Serangkai. Solo.

MENGISAP JARI

Mengisap jari pada masa bayi sangat wajar, namun jika ini terjadi di atas usia 3 tahun tentu saja merisaukan orang tua dan guru. Beberapa faktor penyebabnya adalah
- kurang terpenuhinya kebutuhan mengisap pada masa bayi
Menurut penelitian, anak-anak yang memiliki kebiasaan menghisap jarinya adalah anak yang terlalu cepat disapih. Hal ini dikarenakan dalam masa bayi ada suatu masa perkembangan oral yang kurang terpenuhi dengan baik, yaitu menghisap.
- kurang terkontrolnya fungsi motorik
Kurang terkontrolnya fungsi motorik anak sehingga anak mengungkapkan perasaannya dengan cara menghisap jari yang terus berlanjut dapat menjadi kebiasaan dan kebiasaan ini terus berlanjut sehingga seperti melakukan gerakan refleks.
- ketegangan emosional
Anak yang merasa tertekan, tegang, atau ketakutan terhadap lingkungan sekitarnya lebih sering menunjukkan perilaku ini.


Sumber:
Aziz, Rini Utami. 2006. Jangan Biarkan Anak Kita Tumbuh dengan Kebiasaan Buruk. Tiga Serangkai. Solo.

GANGGUAN TIDUR

Kelainan tidur pada anak-anak sebenarnya tidak jauh berbeda dengan yang dialami oleh orang dewasa. Ada tidur jalan dan tidur bicara.
Pada tidue jalan dan tidur bicara, anak terbangun dari tidur dengan mata terbuka. Aktivitasnya bisa berkisar melakukan kegiatan tak bertujuan ditempat tidur sampai berkeliaran didalam rumah. Bila diajak bicara, anak tersebut seolah-olah mengigau dan ngelantur, tidak bisa dipahami.
Kelainan ini muncul pada anak usia sekolah, lebih sering dialami oleh anak laki-laki dibandingkan wanita, dan seringkali berkaitan dengan enuresis (mengompol). Tidur jalan berpotensi menimbulkan cedera fisik, sehingga para orang tua harus menyiapkan langkah untuk mengamankan situasi, seperti kemungkinan jatuh dari balkon, jendela atau tangga.
Saat menghadapi anak yang sedang tidur jalan ini, orang tua harus menahan diri dari melakukan intervensi; jangan menguncang, menegur, apalagi membentak, yang terpenting adalah mengawasi dan membimbingnya kembali ketempat tidur dengan hati-hati.
Usaha efektif untuk mengatasi kelainan tidur jalan adalah membuat pola jadwal bangun. Orang tua membuat catatan waktu terjadinya tidur jalan selama beberapa malam dan kemudian mulai membangunkan anak lima belas menit sebelum tidur jalan biasa muncul. Dengan menggunakan tehknik ini, kebiasaan tidur jalan pada anak dapat cepat berhenti.



Sumber:
Rafknowledge. 2004. Insomnia dan Gangguan Tidur Lainnya. PT. Gramedia. Jakarta.

Rabu, 02 Juni 2010

RUMINASI

Simtom utama dari gangguan ini adalah terus-menerus memuntahkan makanan. Pemuntahan bukan berarti muak, melainkan anak mengeluarkan sebagian dari makanan yang dicerna sampai dimulut dan kemudian menyemburkan keluar atau memamahnya lagi serta menelannya sama seperti seekor sapi memamah kunyahannya sendiri. Apa yang dilakukan itu rupanya memberi kepuasan dan kesenangan tersendiri pada anak. Gangguan ini dapat berbahaya karena bila makanan itu terus-menerus disemburkan keluar, maka anak menderita kekurangan gizi dan menghadapi risiko kematian.


Sumber :
Semiun Yustinus, OFM. 2006. Kesehatan Mental 2. Kanisius. Yogyakarta.

PICA

Simtom utama dari pica adalah selalu memakan bahan-bahan yang bukan makanan, seperti cat, plester, rambut, kain, pasir, binatang-binatang kecil, daun, batu kerikil, kotoran binatang. Alasan-alasannya masih belum diketahui. Anak lebih menyukai bahan-bahan yang bukan makanan sebagai penganti makanannya. Pola simtom seperti ini dapat menyebabkan kehilangan berat badan, kekurangan gizi, keracunan, dan mengalami gangguan-gangguan usus.

Sumber :
Semiun Yustinus, OFM. 2006. Kesehatan Mental 2. Kanisius. Yogyakarta.

Selasa, 01 Juni 2010

Terapi pada Anak yang Mengalami Gagap

Terapi pada anak gagap diawali dengan mengurangi stress emosional disertai bimbingan dan konseling terhadap orang tua demi kemajuan anaknya. Hampir separuh anak gagap dapat mengatasinya, walaupun demikian rujukan ke ahli terapi wicara merupakan bantuan yang sangat penting bagi anak, dan terapi lebih efektif jika dimulai pada masa pra sekolah. Indikasi rujuk yaitu jika anak terlihat tidak nyaman atau cemas saat bicara atau kecurigaan adanya hubungan gangguan ini dengan kelainan neurologist ataupun psikis pada anak.
Orang tua diharapkan untuk selalu memberikan motivasi terhadap anak atas perkembangan kemampuan berbicara dan berbahasa anaknya walaupun baru memperlihatkan sedikit perbaikan.

Sumber:
Irwan, Effendi,.Dr, Dr. Rahmi Lestari. 2008. Gangguan Bicara dan Bahasa pada Anak. Padang

DYSPRAXIA

Dyspraxia adalah gangguan berbahasa dan bicara yang disebabkan karena gangguan pada oral motor. Namun bentuk dyspraxia pada anak-anak dysphtaic ini bukan disebabkan karena gangguan oral motor tersebut, namun gangguannya lebih kepada gangguan neurologik berada di otak (pre motor area), di bagian yang mengatur gerakan oral motor.

Julia Maria van tiel. Gangguan Perkembangan Bahasa dan Bicara dan menanganinya pada Pure Dysphatic Development. http://gifted-disinkroni.com/dysphaticdevelopment.pdf